Pengen tahu cara menjadi penulis pemula hingga akhirnya bisa berpenghasilan lewat tulisan?
Pas aku ubek-ubek blog ke masa awal-awal ngeblog, sekitar tahun 2010 lalu, aku nemu tulisanku yang jelek banget menurutku. Kayak gini:
nglimut ? dimana tuh ? kalo dari pusat kota semarang sekitar 1 jam ke arah unggaran. banyak banget wisata laen didekat-dekat situ. tapi aku berhenti di nglimut. hanya merogoh kocel Rp. 9.000/ 2 orang, alias paket mesra dengan bonus 1 tek kotak 9begitu kata penjaga tiketnya)
ada apa di nglimut ?
=> ada banyak kesalahan kalau aku membaca sekarang, yaitu:
- Ada beberapa kata yang harus pakai huruf kapital, seperti Nglimut.
- Ada kata yang seharusnya dipisah, seperti dimana itu yang benar adalah di mana
- Tulisan traveling-ku pendek banget, sekitar 150 kata saja, kenapa? Karena saat itu belum terbiasa menulis panjang, belum terbiasa menggali tulisan agar lebih dalam.
- Tapi aku ya tetep aja diposting meski jauh dari tulisan menarik
Ketika mau bikin tulisan apa, ya baca dulu tulisan serupa, minimal 10 artikel. Misalnya, mau nulis artikel traveling, ya aku baca minimal 10 artikel traveling yang ada di blog orang lain. Sebenarnya, apa yang kita baca, itu akan terekam di otak, nanti pas menulis, secara tidak langsung otak membuka kembali kosa kata tadi.
Gimana kita tahu kalau tulisannya menarik atau tidak jika tidak diposting atau tidak dikirim? Terkadang kalau ikut komunitas blogger suka ada bedah tulisan, kan bisa buat evaluasi kita.
JADI, mau berproses ya?
Kuncinya adalah mau berproses. Pasti, semua yang baru mulai menjadi penulis itu hasil tulisannya nggak rapi, banyak salah penulisannya, nggak menarik. Namun, yang bertahan menjadi penulis adalah yang mau terus berproses lebih baik lagi. Jangan lihat penulis yang sekarang, tapi bagaimana ia berproses.
Cara Menjadi Penulis Pemula agar Dapat Cuan
1. Berani menulis
Pas aku ubek-ubek blog ke masa awal-awal ngeblog, sekitar tahun 2010 lalu, aku nemu tulisanku yang jelek banget menurutku. Kayak gini:
nglimut ? dimana tuh ? kalo dari pusat kota semarang sekitar 1 jam ke arah unggaran. banyak banget wisata laen didekat-dekat situ. tapi aku berhenti di nglimut. hanya merogoh kocel Rp. 9.000/ 2 orang, alias paket mesra dengan bonus 1 tek kotak 9begitu kata penjaga tiketnya)
ada apa di nglimut ?
=> ada banyak kesalahan kalau aku membaca sekarang, yaitu:
- Ada beberapa kata yang harus pakai huruf kapital, seperti Nglimut.
- Ada kata yang seharusnya dipisah, seperti dimana itu yang benar adalah di mana
- Tulisan traveling-ku pendek banget, sekitar 150 kata saja, kenapa? Karena saat itu belum terbiasa menulis panjang, belum terbiasa menggali tulisan agar lebih dalam.
- Tapi aku ya tetep aja diposting meski jauh dari tulisan menarik
2. Baca tulisan sejenis
Ketika mau bikin tulisan apa, ya baca dulu tulisan serupa, minimal 10 artikel. Misalnya, mau nulis artikel traveling, ya aku baca minimal 10 artikel traveling yang ada di blog orang lain. Sebenarnya, apa yang kita baca, itu akan terekam di otak, nanti pas menulis, secara tidak langsung otak membuka kembali kosa kata tadi.
3. Berani posting atau kirim
Gimana kita tahu kalau tulisannya menarik atau tidak jika tidak diposting atau tidak dikirim? Terkadang kalau ikut komunitas blogger suka ada bedah tulisan, kan bisa buat evaluasi kita.
JADI, mau berproses ya?
Comments
Post a Comment