Cara Sederhana tapi Berdampak Besar bagi Keanekaragaman Hayati untuk Masa Depan yang Lebih Baik

Seekor biawak yang panjangnya sekitar 1,5 meter itu nyaris masuk rumah warga!

Iya, itu pernah terjadi di kompleks rumah saya sekitar 6 bulan yang lalu. Seorang ART yang pertama kali mengetahuinya langsung berteriak kencang sekitar pukul 5.30 pagi yang sunyi. Para lelaki di rumah tersebut langsung membantu untuk menangkap dan mengikat biawak.


Sebenarnya, hewan liar masuk ke kompleks hunian saya bukanlah hal yang baru. Sebelumnya pernah ada kodok, kelelawar, ular, hingga biawak meski belum pernah yang sebesar tadi. Bahkan, kita juga sudah sering melihat berita tentang hewan liar masuk ke permukiman, kan?

Misalnya:
- Orang utan masuk ke permukiman di daerah Kalimantan Timur (Juni 2021)
- Kera berekor panjang masuk ke permukiman di daerah Palangkaraya (Januari 2022)
- Harimau masuk ke permukiman di daerah Bengkulu (Januari 2022)
- Bekantan masuk ke permukiman di daerah Kutai Kartanegara (Februari 2022)
- Ular sanca 4 meter masuk ke permukiman di daerah Depok (Agustus 2022)
Dan masih banyak lagi yang mungkin tidak tersorot oleh media.

Mengapa hewan liar tersebut bisa masuk ke permukiman warga?


Jawabannya karena "rumah" mereka sudah hilang, atau makanan mereka semakin menipis. Sebelumnya, "rumah" atau habitat atau tempat hidup mereka adalah hutan. Sayangnya hutan semakin sedikit sehingga habitat mereka juga semakin terbatas. Selain itu, perburuan hewan langka oleh manusia membuat makanan mereka habis sehingga mereka akan terus mencari makanan baru, termasuk sampai ke permukiman warga. Artinya, keanekaragaman hayati semakin menipis dan kondisi ini sebenarnya berbahaya.

Contohnya:
Hutan yang bertugas menyerap karbon semakin sedikit => karbon semakin banyak sehingga bumi semakin panas => perubahan iklim memunculkan jamur jenis baru => jamur ini membuat kodok mati => kodok semakin sedikit lalu yang memakan nyamuk semakin sedikit => nyamuk semakin banyak, padahal banyak juga nyamuk yang membawa penyakit, sehingga penyakit pun bisa semakin banyak.



Apa itu keanekaragaman hayati?


Keanekaragaman hayati atau keanekaragaman makhluk hidup berasal dari berbagai sumber dalam suatu ekosistem. Ekosistem adalah sekumpulan organisme baik tanaman maupun hewan yang saling berinteraksi satu sama lain juga dengan lingkungan di sekitarnya.
Sumber: https://www.gramedia.com/literasi/keanekaragaman-hayati/

Intinya, adalah makhluk hidup, baik itu habitat, hewan, tumbuhan, dan lainnya, yang saling berinteraksi satu sama lain.


 Keanekaragaman hayati adalah berbagai makluk hidup yang saling   berkaitan satu sama lain, sehingga jika ada 1 saja yang hilang atau   semakin sedikit maka mengganggu kestabilan kehidupan.


Keanekaragaman hayati biasanya merupakan ukuran variasi pada tingkat genetik, spesies, dan ekosistem.
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Keanekaragaman_hayati

Masih belum jelas nih, sebenarnya apa saja contoh keanekaragaman hayati itu?


Contoh keanekaragaman hayati yang termasuk genetik adalah ciri, kehidupan, sifat makhluk hidup. Seperti padi (Oryza sativa) memiliki varietas padi rojolele, padi pandan wangi, padi ciherang, dan lainnya.

Contoh keanekaragaman hayati yang termasuk spesies adalah satu kelompok dari berbagai berbagai spesies makhluk hidup tapi masih di famili yang sama. Seperti ada famili Bovidae yaitu keluarga hewan berkuku belah dan hewan pemamah biak. Antara lain kerbau, rusa, domba, kambing, dan hewan ternak lainnya.

Contoh keanekaragaman hayati yang termasuk ekosistem adalah berdasarkan geografis. Seperti ada hutan hujan tropis yang banyak dimiliki oleh Indonesia.



Contoh #1: hutan


Mari kita mengambil 1 contoh saja, dari jutaan keanekragaman hayati yang ada di Indonesia, yaitu hutan hujan tropis. Apalagi Indonesia tercatat sebagai negara nomor 3 yang memiliki hutan hujan tropis terluas di dunia. Kita harus bangga dengan status ini.


 [FAKTA] Indonesia tercatat sebagai negara nomor 3 yang memiliki   hutan hujan tropis terluas di dunia.


Karakteristik hutan hujan tropis adalah memiliki curah hujan yang tinggi sehingga sangat bermanfaat bagi manusia. Antara lain ada tanaman untuk obat, tanaman untuk makanan, menyerap karbondioksida, menyerap air sehingga menghindari banjir, serta pengontrol iklim.

Ya, salah satu manfaat kehadiran hutan sebagai pengontrol iklim. Siklusnya seperti ini:

- Jumlah pohon semakin sedikit => semakin sedikit karbon yang terserap oleh tumbuhan => semakin banyak karbon di bumi yang naik ke atmosfer => membuat bumi semakin panas, bukan hangat dan nyaman dihuni lagi.

- Jumlah pohon semakin sedikit => semakin sedikit air yang terserap oleh tumbuhan => air semakin banyak di atas dataran => lebih cepat terjadi banjir.

Dan masih banyak lagi contoh siklus yang terganggu jika hutan tidak dijaga dengan baik sebagai bentuk pelestarian lingkungan.



Contoh #2: kera ekor panjang


Seperti informasi di atas, jika kera ekor panjang pernah masuk ke permukiman warga dan geger lalu masuk berita. Kera ekor panjang adalah salah satu keanekaragaman hayati yang harus dijaga jumlahnya, yaitu agar tidak terlalu sedikit sehingga bisa punah, dan tidak juga terlalu banyak karena bisa menjadi hama untuk manusia.

Jika keanekaragaman hayati ini stabil, maka kera ekor panjang akan hidup di hutan yang jauh dari manusia, sehingga tidak akan menjadi hama. Namun, banyaknya hutan yang beralih fungsi membuat habitat kera ekor panjang semakin kecil. Kera tersebut akan pergi ke luar habitat untuk mencari makanan lain, salah satunya ke lahan pertanian atau pekarangan milik warga.

Apa yang terjadi jika ini terus dibiarkan? Kera ekor panjang akan semakin banyak memilih menetap di dekat warga karena banyak pertanian dan pekarangan yang menjadi sumber makanan mereka sehingga kera ekor panjang bisa menjadi hama bagi manusia. Tentu hal ini tidak ingin terjadi kan?




Keanekaragaman Hayati yang Tidak Seimbang Membuat Perubahan Iklim


Kondisi hutan dan kera ekor panjang sekarang hanya salah dua contoh dari banyak keanekragaman hayati yang sudah tidak dijaga. Bahkan yang paling terasa oleh manusia adalah, perubahan iklim. Cuaca bumi tidak tentu, seperti siang hari bisa sangat panas terik kemudian sore hari langsung turun hujan deras hingga bisa menyebabkan banjir. Untuk menanggulangi semua itu, kita harus mencari akar masalah, yaitu di keanekaragaman hayati.


 Jika keaneragaman hayati tidak dijaga, maka akan banyak   ketidakseimbangan di bumi sehingga isinya bisa kacau. 

 Ibarat bumi jika tidak berputar sesuai porosnya maka bisa menabrak   dan mengganggu kestabilan tata surya. 

Maka lindungi keanekaragaman hayati dari sekarang, dan sangat bisa dimulai dari diri sendiri dulu. Semuanya juga demi anak cucu kita sebagai generasi mendatang sehingga kita harus mulai melakukan adaptasi perubahan iklim.

Cara Sederhana Melakukan Adaptasi Perubahan Iklim:


1. Pakai air secukupnya


Tingginya pencemaran air membuat jumlah air bersih semakin berkurang, sehingga kita bisa mulai menggunakan air bersih secukupnya. Misalnya, jika ada shower di rumah maka lebih baik menggunakan air pancuran dari pada gayung karena shower lebih sedikit mengeluarkan air, hingga selalu menutup kran rapat setelah selesai menggunakan air.

2. Buat program 1 rumah minimal punya 1 pohon


Ini juga sangat mudah dilakukan. Apalagi menanam pohon sekarang tidak harus di tanah. Ada pilihan lain, seperti sabut kelapa, kerikil, hydroton yang berasal dari lempung, dan masih banyak lagi. Kebetulan, rumah saya kecil sehingga tidak ada sisa tanah untuk menamanam tumbuhan, lalu saya memilih menggunakan pot besar agar memiliki tanaman di rumah.



3. Lebih memilih pakai kertas bekas terlebih dahulu


Semakin sedikit menggunakan kertas maka semakin sedikit permintaan terhadap kertas yang berasal dari pohon. Maka, usahakan menggunakan kertas bekas dahulu. Contohnya, ketika anak saya ingin menggambar, maka saya selalu mengajak menggambar di semua halaman kertas. Jika sudah selesai halaman depan, maka menggambar berikutnya di halaman belakang.

4. Tidak membakar sampah


Jika terlalu sering membakar sampah, maka gasnya akan naik dan merusak lapisan ozon. Selain itu, bisa membuat polusi udara, seperti batuk terhadap orang di sekitar. Apalagi saat ini sudah ada tempat pembuangan akhir yang bisa dititipkan melalui petugas sampah yang ada di permukiman tersebut.

5. Selalu membawa tas belanja


Saya selalu membawa tas belanja untuk mengurangi penggunaan plastik karena plastik bisa menjadi sampah di laut yang termakan oleh hewan laut, akhirnya satu per satu hewan di dasar laut juga mulai punah, kan? Kita bisa memilih kantong belanja yang bisa dilipat sehingga mudah dibawa ke mana saja dan kapan saja, seperti ini cukup kecil kok:



6. Memilih menggunakan sapu tangan


Menggunakan tisu memang lebih praktis ya, karena dipakai sekali lalu buang. Namun, usahakan sekarang pelan-pelan mengubahnya dengan menggunakan sapu tangan, agar jumlah limbah bisa ditekan. Apalagi sapu tangan bisa membeli sekali dan digunakan dalam jangka waktu yang lama sehingga bisa lebih irit.

7. Tidak mencoret pohon saat liburan


Saat ini ada beberapa hutan yang dijadikan tempat wisata. Tentu hanya hutan tertentu sehingga tidak mengganggu hewan di habitat tersebut. Nah, selama menikmati segarnya udara saat liburan di hutan, sebaiknya tidak merusak pohon juga. Misalnya, tidak mencoret pohon, tidak memaku pohon, dan lainnya.


8. Membuang sampah pada tempatnya


Ini adalah hal mudah untuk menjaga bumi. Apalagi yang tengah berkunjung ke hutan untuk liburan. Usahakan membuang sampah pada tempatnya. Ada baiknya membawa kantong sebagai jaga-jaga jika belum ketemu tempat sampah. Saya juga tidak keberatan memasukkan sampah ke dalam tas, selama tidak basah, baru membuangnya ketika sudah ketemu tempat sampah.


9. Mencoba membuat daur ulang dulu


Usahakan mengurangi sampah. Misalnya, jika mendapatkan kardus saat saya menerima paket, biasanya memang saya berikan ke Ibu Penyapu untuk dikumpulkan. Namun, ada juga kardus yang banyak sobeknya, lalu biasanya saya menjadikan alat bermain bersama anak saya. Contohnya ini, anak saya membuat mainan rel kereta dari kardus bekas.




10. Membuat konten ajakan menjaga keanekaragaman hayati


Ini adalah cara mudah. Apalagi sekarang banyak content creator ya. Jadi, kenapa tidak membuat konten edukasi untuk melakukan adaptasi perubahan iklim? Atau membuat konten untuk menjaga keanekaragaman hayati? Bisa juga membuat konten menjaga lingkungan dari dalam rumah yang mudah.


SEMOGA 10 hal di atas bisa menjadi gaya hidup bagi semua orang mulai dari sekarang ya. Bahkan mungkin bisa ditambahkan lagi. Misalnya, memiliki asuransi seperti asuransi yang memiliki peduli terhadap lingkungan, MSIG Indonesia, yang memiliki beberapa program cinta lingkungan. Salah satunya pernah melakukan program cinta edukasi pentingnya mencintai lingkungan sejak usia dini. Jika masih bingung seputar asuransi maka yang paling sederhana adalah asuransi umum yaitu asuransi yang memberikan ganti rugi kepada Tertanggung atas kerusakan atau kerugian harta benda. Salah satunya di MSIG Indonesia yang sudah terpercaya lebih dari 40 tahun ini.

Ini saatnya menjadi titik balik, dengan semakin peduli dan menjaga keanekragaman hayati. Agar bumi terus nyaman menjadi tempat hunian semuah makhluk, tidak hanya manusia, tapi semuanya. Tentu saja, tidak hanya untuk saat ini, tetapi bagi anak cucu dan cicit kita nantinya, untuk masa depan yang lebih baik.

Jika tidak sekarang,
Jika tidak kita,
Lalu kapan dan siapa?



Sumber referensi:
www.cnnindonesia.com/teknologi/20210609205837-199-652415/ahli-ungkap-dugaan-sebab-orang-utan-masuk-pemukiman-warga/
www.jawapos.com/jpg-today/26/01/2022/harimau-kembali-masuk-pemukiman-warga/
www.depok.suara.com/amp/read/2022/08/23/170811/masuk-pemukiman-warga-ular-sanca-sepanjang-empat-meter-makan-hewan-ternak
https://mediakaltim.com/habitat-terus-beralih-fungsi-makin-banyak-hewan-liar-masuk-pemukiman/
https://m.rri.co.id/palangkaraya/daerah/1331676/kera-dan-ular-kerap-masuk-permukiman-warga
https://www.gramedia.com/literasi/keanekaragaman-hayati/
https://dlhk.jogjaprov.go.id/jangan-biarkan-mereka-menjadi-hama

Comments