Dengar Alam Bernyanyi agar Menjaga Hutan Dimulai dari Jari

Setiap matahari terbit, aku selalu cemas. Bagaimana tidak, aku sering melihat satu per satu temanku tumbang. Katanya, aku dan teman-teman membuat kotor jalanan karena daun yang tidak bisa aku sapu sendiri. Katanya, aku dan teman-teman tidak boleh terlalu tinggi karena rentan terkena petir dan tiba-tiba jatuh mengenai rumah hingga kendaraan yang lewat, saat hujan lebat.

 

Oh iya, perkenalkan aku salah satu pohon yang berada di jalan raya Gunung Pati, Semarang, Jawa Tengah. Beberapa waktu lalu, aku mendengar lagu dari manusia, katanya judulnya Dengar Alam Bernyanyi. Ah, senangnya mendengarkan lagunya yang mengajak manusia agar lebih peduli kepadaku dan teman-teman dari hal sederhana saja. Kayaknya semua manusia harus mendengarkannya nih.

Mendengarkan lagu itu, membuatku penasaran bagaimana kabar teman-temanku yang berada jauh di hutan sana? Apakah mengalami hal yang sama denganku? Sedangkan mereka mungkin jarang bertemu dengan manusia membawa gergaji besar yang membuatku cemas, mungkin juga minim melihat kendaraan lalu lalang dengan suara bisingnya, sepertiku.

Ah, aku jadi mau berbagi 5 fakta seputarku dan teman-teman nih. Tentu saja fakta pohon yang berada di hutan di Indonesia.




5 FAKTA HUTAN DI INDONESIA:


1. Pohon di hutan tetap memberi kontribusi bagi manusia meski sudah ditebang

Kok bisa?
“Ketika pohon sudah mati sekali pun, mereka tetap berperan menyediakan kehidupan bagi berbagai organisme dan menyimpan karbon.”
Sumber: https://www.forestdigest.com/detail/712/pohon-nasional-indonesia-apa-yang-cocok-menurut-para-ahli

Ketika pohon sudah ditebang, tapi aku masih bisa menyimpan karbon. Tahu sendiri kalau tidak diserap olehku maka karbon bisa menimbulkan efek rumah kaca sehingga bumi semakin panas.

“Pohon di hutan tetap memberi kontribusi bagi manusia meski sudah ditebang”


2. Luas hutan di Indonesia sekitar 88,4 juta Ha

“Hasil pemantauan hutan Indonesia Tahun 2020 menunjukkan bahwa luas lahan berhutan seluruh daratan Indonesia adalah 95,6 juta Ha atau 50,9 % dari total daratan, di mana 92,5 % dari total luas berhutan atau 88,4 juta Ha berada di dalam kawasan hutan.”
Sumber: http://ppid.menlhk.go.id/berita/siaran-pers/6330/capaian-tora-dan-perhutanan-sosial-di-tahun-2021

Ternyata, 50,9% daratan di Indonesia itu masih berupa lahan berhutan. Ah, setidaknya informasi tersebut lumayan membuatku senang. Aku merasa memiliki banyak teman yang tersebar di seluruh Indonesia.


3. Memiliki pohon provinsi

“Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 48/1989 hanya mengatur jenis-jenis pohon untuk tingkat provinsi. Misalnya, pohon kepel atau burahol (Stelechocarpus burahol) untuk Yogyakarta, biti atau gofasa (Vitex cofassus) untuk Gorontalo, cendana (Santalum album) Nusa Tenggara Timur, dan Matoa (Pometia pinnata) untuk Papua Barat.
Sumber: https://www.forestdigest.com/detail/712/pohon-nasional-indonesia-apa-yang-cocok-menurut-para-ahli

Tahu nggak, meski Indonesia belum memutuskan ada pohon nasional, tapi sudah ada beberapa pohon khas provinsi. Misalnya, pohon kepel atau burahol (Stelechocarpus burahol) itu pohon khas provinsi Yogyakarta.


4. Termasuk salah satu daftar pohon tua di dunia

Indonesia punya 1 pohon yang masuk dalam daftar pohon tua di dunia.

“Salah satunya adalah dengan ditemukannya pohon ulin tertua dan terbesar di Kalimantan Timur.”
Sumber: https://rimbakita.com/pohon-tertua-di-dunia-dan-indonesia

Pohon yang menjulang tinggi tersebut diperkirakan memiliki usia lebih dari 1.000 tahun.


5. Memiliki perasaan

“Kemudian mulai tahun 2006, beberapa ilmuwan berpendapat bahwa tanaman memiliki sel seperti neuron yang berinteraksi dengan hormon dan neurotransmiter, membentuk "sistem saraf tanaman".
https://nationalgeographic.grid.id/read/131803424/benarkah-tanaman-tidak-memiliki-perasaan-berikut-jawaban-para-ilmuwan

Bahkan banyak manusia yang sekarang mulai berbicara denganku. Meski aku tidak pernah membalas seperti ucapan mereka, tapi aku adalah salah satu makhluk hidup seperti mereka, di bumi ini.






Bagaimana perasaan manusia setelah tahu 5 fakta mengenaiku ya? Semoga mereka tambah menyintaiku dan teman-teman, mau menjaga karena kami juga ingin hidup berdampingan dengan mereka. Tapi, manusia juga harus tahu kondisiku dan teman-teman, khususunya yang berada di hutan. Kenapa? Biar manusia lebih peka dan segera melakukan tindakan antisipasi agar bumi semakin nyaman menjadi tempat hidup.

APA SAJA ANCAMAN HUTAN SAAT INI?


1. Adanya penebangan liar


“Penebangan liar telah merajalela selama bertahun-tahun dan diyakini telah menghancurkan sekitar 10 juta hektar hutan.”
Sumber: https://wri-indonesia.org/id/publication/kondisi-hutan

Kata teman-temanku yang berada di hutan, ada beberapa orang yang seenaknya menebang. Padahal pohon yang ditebang menjadi “paru-paru” dunia. Bisa dibilang, #HutanKitaSultan lho. Kalau jumlahku dan teman-teman banyak, maka semakin banyak karbon yang bisa diserap, sehingga tidak bumi tidak akan semakin panas.


2. Hutan yang terbakar


Sudah sering mendengar kalau hutan di sana mengalami kebakaran. Entah itu yang terjadi alami karena cuaca, atau memang ada orang yang melakukannya. Kebakaran hutan itu tidak hanya merugikan pohon-pohon, tapi juga bagi manusia itu sendiri. Kebakaran hutan bisa membuat asap yang mengganggu pernapasan manusia. Asapnya pun mudah terbawa oleh angin hingga sampai ke permukiman, tidak hanya kawasan hutan saja.


“Membuang putung rokok yang belum sepenuhnya padam bisa memicu kebakaran hutan”



3. Berkurangnya lahan hutan primer


“Indonesia kehilangan 270 ribu hektar lahan hutan primer pada 2020.”
Sumber: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/11/04/indonesia-kehilangan-270-ribu-hektar-lahan-hutan-primer-pada-2020

Tahu hutan primer kan? Itu lho, hutan yang sudah dewasa, yang belum semuanya ditebang, yang belum diganti dengan tumbuhan lahan lain, biasanya jauh dari pemukiman, dan itu harus untuk jangka waktu lama.

4. Fungsi hutan mulai beralih


Kalau dulu, hutan berfungsi agar presentase hijau bumi terjaga, tapi sekarang ada pihak yang menjadikan hutan sebagai sumber ekonomi dan bisnis. Misalnya, seenaknya menebang pohon tanpa ada perhitungan dan tanpa ada penanaman pohon kembali, karena digunakan untuk bisnis, seperti membuat kertas, dan produk lainnya.

5. Adanya deforestasi


Sudah tahu deforestasi? Itu tuh, mengubah wilayah hutan menjadi lahan bukan hutan secara permanen, biasanya untuk manusia beraktivitas. Misalnya, mengubah hutan menjadi perumahan, atau pusat perbelanjaan, atau kantor.

“Jika dilihat tren deforestasi berdasarkan data sebelumnya maka tahun ini pengurangan hutan Indonesia relatif rendah dan cenderung stabil.”
Sumber: https://www.menlhk.go.id/site/single_post/3640/deforestasi-indonesia-turun-terendah-dalam-sejarah

Ah, tapi membaca berita di atas semoga bisa menjadi “angin segar” buatku dan teman-teman, khususnya yang ada di hutan. Memang ya #IndonesiaBikinBangga nih.






Sudah tahu kondisi hutan saat ini, kan? Aku sih berharap manusia bisa lebih peduli lagi biar hutan semakin membaik dari hari ke hari. Kalau aku boleh kasih saran sih, sebenarnya bisa melakukan hal sederhana ini agar hutan tetap lestari. Bahkan bisa melakukannya dimulai dari jari.

PAKAI JARI MEMILIH INI AGAR HUTAN LESTARI


1. Menjaga kebersihan ketika piknik di hutan

Kata teman-temanku yang di hutan, sekarang banyak manusia yang liburan di sana. Kalau dulu manusia datang ke hutan biasanya saat mengadakan kemah saja, tapi sekarang banyak tempat wisata baru yang berlokasi di hutan. Entah lagi kemah atau liburan, tetap jaga kebersihan hutan ya. Misalnya nih, pastikan api mati saat membuang putung rokok atau setelah membuat api unggun karena terlihat sederhana tapi bisa memicu kebakaran hutan. Terus, biasakan jari membuang sampah pada tempatnya saja. 


“Biasakan jari untuk membuang sampah di tempatnya”



2. Membatasi pemakaian kertas

Aku sedih melihat temanku banyak yang ditebang karena manusia membutuhkannya sebagai bahan membuat kertas. Memang manusia tidak bisa lepas dari kertas, tapi batasi penggunaannya. Misalnya, jika bukan berkas penting, maka bisa menggunakan kertas 2 halaman bolak-balik, atau menyimpan kertas yang sudah tidak terpakai karena baliknya masih kosong dan nantinya bisa dipakai lagi.


“Biasakan jari mengambil kertas bekas terlebih dahulu”


3. Melakukan daur ulang sekaligus berhemat

Aku berharap manusia belajar mengurangi sampah, dengan memilih mendaur ulang sampah. Tapi, kadang memang bingung harus daur ulang apa ya? Misalnya, saat menerima kado bisa membuka kertas kado dengan hati-hati lalu menyimpannya dan bisa digunakan lagi saat memberi kado ke orang lain.

“Biasakan jari untuk melakukan daur ulang dulu”


4. Membuat konten untuk menjaga hutan

Manusia sekarang suka sekali membuat konten, kan? Dari pada terus mengisi media sosial dengan curhat galau, lebih baik saling mengajak dan saling mengingatkan untuk menjaga hutan. Misalnya, membuat konten untuk selalu membawa tas belanja sendiri itu keren, atau konten tentang ajakan memasukkan sampah di tas dulu sampai ketemu tong sampah.

“Biasakan jari untuk membuat konten ajakan menjaga hutan”


5. Mendengarkan lagu “Dengar Alam Bernyanyi”

Tunjukkan aksi nyata #UntukmuBumiku ya. Misalnya, sebagai content creator maka membuat konten tentang tips menjaga hutan, atau suka menggambar maka bisa membuat desain menarik berisi bagaimana menjaga hutan. Seperti penyanyi yang membuat lagu berisi ajakan menjaga hutan, yang judulnya Dengar Alam Bernyanyi. Liriknya adalah suara hatiku dan teman-teman. Nah, manusia bisa menggunakan jari mereka dengan memilih mendengarkan lagu Dengar Alam Bernyanyi. 

“Biasakan jari untuk mendengarkan lagu Dengar Alam Bernyanyi sebagai aksi nyata menjaga hutan”





Penasaran, kan? Langsung saja mendengarkan lagu #DengarAlamBernyanyi di platform musik seperti Spotify dan Apple Music. Tahu nggak, royaltinya buat dana perlindungan hutan. Jadi semakin banyak yang mendengarkan maka semakin banyak royalti yang akan terkumpul. Jangan lupa ajak manusia lainnya sebanyak-banyaknya.





Semoga curhatku ini bisa mendorong yang membaca untuk semakin memperhatikan hutan, karena apa yang dilakukan manusia saat ini sangat menentukan kondisi hutan di masa depan. Bahkan, bisa lakukan dengan jari terlebih dahulu. Terima kasih sudah membaca pesanku yang menjadi salah satu #TeamUpforImpact ya.

Dari,
Pohon di Semarang.


Comments