Coba tanya ke anak-anak Gen Z, atau kelahiran dari tahun 2000 sampai 2010, "Mereka biasanya mainan apa?" Jawabannya kemungkinan besar adalah main di ponsel. Entah itu mainan dari aplikasi, menonton channel anak-anak, hingga game online. Sebenarnya hal itu wajar karena zaman akan terus berganti, termasuk perubahan di bidang kreatif dan budaya (creative and culture).
Perubahan budaya adalah proses tata sosial dalam masyarakat yang berubah, seperti perubahan di lingkungan, lembaga, perilaku, dan hubungan sosial.
Lalu, apakah hadirnya teknologi, seperti ponsel dan internet, selalu menggeser budaya?
Tidak sepenuhnya benar. Justru, internet bisa mendukung budaya yang sudah ada. Tapi, sangat tergantung kepada setiap orang, bagaimana menggunakan internet untuk budaya sekaligus mengasah kreativitas (creative and culture). Salah satu Manfaat Internet bisa menjadi media belajar mengasah kreativitas membuat konten mengenai mainan tradisional sekaligus usaha mempertahankan budaya.
Foto: salah satu impian saya adalah semakin banyak orang di berbagai belahan dunia yang bermain tradisional.
Pertanyaan berikutnya adalah: Bagaimana membuat konten mengenai mainan tradisional yang bisa menarik dunia?
Menurut temuan penelitian Northwestern College, perkembangan otak anak bergantung pada kesehatan tubuh, sehingga anak balita perlu dilibatkan dalam aktivitas fisik yang cukup agar tubuhnya bugar.
Informasikan juga ketika anak-anak bergerak maka otak juga semakin berkembang sehingga bisa lebih cerdas.
Foto: saya mengumpulan karet karena bisa menjadi alat bermain tradisional yang disukai anak-anak, seperti lompat tali.
Manfaat seni untuk kehidupan anak:
1. Meningkatkan koordinasi tangan dan mata
2. Mengembangkan kreativitas
3. Meningkatkan konsentrasi dan disiplin
4. Belajar mengekspresikan diri
5. Membangun kerja sama dan tanggung jawab
Contohnya, pernah membuat mainan layang-layang, maka orang tua mengajak anak untuk membuat layang-layang bersama-sama. Pasti juga jadi momen mendekatkan hubungan antara orang tua dengan anak.
Ketika ucapan anak belum jelas, maka orang tua bisa sekaligus membenarkan. Contohnya, anak mengatakan, “Kamu apa?” Lalu orang tua bisa membenarkan kalau pakai kalimat, “Kamu siapa?” karena kata “siapa” ditujukan untuk orang, sedangkan kata “apa” ditujukan untuk barang.
Foto: Anak Lanang bermain bongkar pasang dengan temannya yang pernah saya posting di media sosial.
Ada beberapa kelebihan IndiHome yang layak jadi pilihan provider untuk mengunggah konten mainan tradisional:
Artinya, siapa saja bisa membuat dan mengunggah konten bermain tradisional. Entah itu dari kota besar hingga di pelosok sekalipun. Tentu semakin banyak yang mengunggah, berarti besar peluang mainan tradisional dikenal dunia.
JADI, kalau katanya internet membuat penggunanya duduk diam dan tidak mengasah kreativitas, tapi hadirnya internet bisa mengasah kreativitas. Salah satunya membuat konten bermain tradisional agar dikenal di dunia. Artinya tetap bisa menjadi kreatif (creative) sekaligus bisa menjaga budaya (culture). IndiHome sebagai Internetnya Indonesia bisa menjadi partner membuat mainan tradisional mendunia.
Sumber referensi:
1. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Perubahan_budaya
2. https://hellosehat.com/parenting/anak-1-sampai-5-tahun/perkembangan-balita/meningkatkan-kecerdasan-otak-anak/
3. https://biz.kompas.com/read/2021/01/15/170001228/hingga-akhir-2020-panjang-jaringan-fiber-optic-indihome-mencapai-4-kali-keliling
Perubahan budaya adalah proses tata sosial dalam masyarakat yang berubah, seperti perubahan di lingkungan, lembaga, perilaku, dan hubungan sosial.
PERUBAHAN BUDAYA DALAM HAL PERILAKU
Seperti informasi di atas, salah satu perubahan budaya bisa dilihat dari sisi perilaku. Contohnya, perilaku anak-anak ketika bermain. Yang dulunya, anak-anak tidak mengenal ponsel sehingga lebih banyak bermain kegiatan fisik atau menggunakan mainan sederhana, seperti petak umpet, bekel, gobak sodor, congklak, bongkar pasang, dan yang lainnya. Sedangkan anak masa kini lebih sering menggunakan ponsel untuk bermain. Jujur saja, anak saya adalah generasi alpha, atau kelahiran di atas tahun 2011, memang terbiasa menonton channel anak-anak, meski begitu saya juga mengajaknya bermain tradisional.Foto: mainan tradisional yang ada di rumah, yaitu tiup balon, priwitan, malam, dan bongkar pasang.
Lalu, apakah hadirnya teknologi, seperti ponsel dan internet, selalu menggeser budaya?
Tidak sepenuhnya benar. Justru, internet bisa mendukung budaya yang sudah ada. Tapi, sangat tergantung kepada setiap orang, bagaimana menggunakan internet untuk budaya sekaligus mengasah kreativitas (creative and culture). Salah satu Manfaat Internet bisa menjadi media belajar mengasah kreativitas membuat konten mengenai mainan tradisional sekaligus usaha mempertahankan budaya.
9 IDE KONTEN MEMBUAT MAINAN TRADISIONAL MENDUNIA
Mainan tradisional bisa mendunia? Bukan hal yang mustahil. Semua bisa dilakukan dari dalam rumah, dari orang tua yang dulunya merasakan asyiknya bermain tradisional, dari orang tua yang ingin anak-anak masa kini juga bisa mengasah kreativitas lewat bermain alat tradisional, kemudian mengajak anak-anak bermain bersama, lalu rekam kegiatannya baru sebarkan lewat internet.Foto: salah satu impian saya adalah semakin banyak orang di berbagai belahan dunia yang bermain tradisional.
Pertanyaan berikutnya adalah: Bagaimana membuat konten mengenai mainan tradisional yang bisa menarik dunia?
#1 Bermain Fisik yang Mengasah Otak
Konten yang memberikan informasi kalau ada permainan tradisional yang menggunakan aktivitas fisik, sehingga anak-anak bergerak. Contohnya, konten ketika bermain gobak sodor, petak umpet, engklek.Menurut temuan penelitian Northwestern College, perkembangan otak anak bergantung pada kesehatan tubuh, sehingga anak balita perlu dilibatkan dalam aktivitas fisik yang cukup agar tubuhnya bugar.
Informasikan juga ketika anak-anak bergerak maka otak juga semakin berkembang sehingga bisa lebih cerdas.
#2 Tips Belajar Sambil Bermain
Konten yang memberikan informasi kalau anak bermain sebenarnya juga belajar. Contohnya, memberikan tips belajar berhitung yang asyik kepada anak, salah satunya dengan bermain congklak, karena anak bermain sambil menghitung angka sampai puluhan.#3 Ide Bermain dari Barang Sekitar
Konten yang membuat siapa saja mudah mulai bermain, karena cukup menggunakan barang yang mudah didapatkan, atau bahkan yang mungkin pasti ada di setiap rumah. Contohnya, bermain lompat tali dari karet. Karet bisa didapatkan gratis ketika membeli makanan, yang ketika dikumpulkan bisa menjadi alat mainan.Foto: saya mengumpulan karet karena bisa menjadi alat bermain tradisional yang disukai anak-anak, seperti lompat tali.
#4 Mengajak Anak-anak Belajar Kerja Sama itu Menyenangkan
Konten yang berisi kalau salah satu cara mengasah kemampuan anak bekerjasama adalah bermain tradisional. Contohnya bermain tarik tambang, gobak sodor, bakiak. Seperti bermain bakiak yang biasanya 1 tim sekitar 3-5 anak. Maka anak akan belajar bekerja sama agar melangkah sebelah kiri atau kanan bersama-sama.#5 Pentingnya Menanamkan Jiwa Sportif
Konten yang berisi salah satu cara menanamkan jiwa sportif kepada anak sejak dini adalah, bermain tradisional. Hampir semua permainan pasti ada yang menang dan kalah. Contohnya, bermain bekel, maka ketika ada anak yang kalah akan belajar bagaimana meluapkan perasaannya. Apakah dia marah atau mau belajar menerima dan memiliki jiwa sportif.#6 Tutorial Membuat Mainan
Konten yang berisi banyak hal positif ketika anak membuat mainan sendiri.Manfaat seni untuk kehidupan anak:
1. Meningkatkan koordinasi tangan dan mata
2. Mengembangkan kreativitas
3. Meningkatkan konsentrasi dan disiplin
4. Belajar mengekspresikan diri
5. Membangun kerja sama dan tanggung jawab
Contohnya, pernah membuat mainan layang-layang, maka orang tua mengajak anak untuk membuat layang-layang bersama-sama. Pasti juga jadi momen mendekatkan hubungan antara orang tua dengan anak.
#7 Ide Bermain Anak Sendirian
Konten untuk keluarga yang masih punya anak tunggal. Ada mainan tradisional yang bisa dilakukan seorang diri. Contohnya, bongkar pasang, yaitu mainan gambar orang, pakaian, dan barang dari kertas, lalu seperti wayang dengan menggerakkan gambar orang.#8 Cara Mengasah Kemampuan Bahasa Anak
Konten yang menjelaskan kalau bermain itu bisa mengasah kemampuan bahasa anak. Contohnya, orang tua dan anak bermain bongkar pasang, ada yang menjadi anak hingga ada yang menjadi teman-temannya. Ketika bermain, anak akan berkata, entah itu menyapa teman, bertanya kepada teman, menjawab pertanyaan teman. Semua itu bisa mengasah kemampuan bahasa anak.Ketika ucapan anak belum jelas, maka orang tua bisa sekaligus membenarkan. Contohnya, anak mengatakan, “Kamu apa?” Lalu orang tua bisa membenarkan kalau pakai kalimat, “Kamu siapa?” karena kata “siapa” ditujukan untuk orang, sedangkan kata “apa” ditujukan untuk barang.
Foto: Anak Lanang bermain bongkar pasang dengan temannya yang pernah saya posting di media sosial.
#9 Bermain Sesuai Usia Anak
Konten yang memberikan ide bermain sesuai usianya. Contohnya, usia berapa sebaiknya boleh mulai main bekel, atau anak usia 5 tahun sudah bisa diajak bermain gobak sodor, atau bermain engklek bisa dilakukan sejak usia 3 tahun.PENDUKUNG MAINAN TRADISIONAL BISA MENDUNIA
Untuk mendukung kita bisa membuat mainan tradisional dikenal banyak orang, bahkan hingga dunia, maka sangat membutuhkan internet. Apalagi “budaya” internet di Indonesia itu ya IndiHome dari Telkom Indonesia karena sudah memiliki branding yang kuat.Ada beberapa kelebihan IndiHome yang layak jadi pilihan provider untuk mengunggah konten mainan tradisional:
#1 Jangkauan yang sangat luas
Hingga akhir 2020, IndiHome berhasil membentangkan jaringan fiber optic sepanjang 166.343 kilometer di seluruh wilayah Nusantara, mulai dari pusat kota hingga pelosok desa.Artinya, siapa saja bisa membuat dan mengunggah konten bermain tradisional. Entah itu dari kota besar hingga di pelosok sekalipun. Tentu semakin banyak yang mengunggah, berarti besar peluang mainan tradisional dikenal dunia.
#2 Harganya sangat terjangkau
Bisa dimulai dari 275 ribu/bulan. Lalu saya pun berhitung: 275.000 dibagi 30 hari = 9.200 yang digunakan oleh 3 orang di dalam rumah. Ada 3 orang di dalam rumah yang bisa mengakses internet 24 jam hanya membayar 9200 per hari. Sangat terjangkau kan?#3 Koneksi stabil
Saya memang merasa menggunakan internet yang disalurkan melalui kabel lebih stabil, dari pada dulu masih menggunakan thetering data di ponsel. Ketika internet stabil maka menguggah konten pun cepat.JADI, kalau katanya internet membuat penggunanya duduk diam dan tidak mengasah kreativitas, tapi hadirnya internet bisa mengasah kreativitas. Salah satunya membuat konten bermain tradisional agar dikenal di dunia. Artinya tetap bisa menjadi kreatif (creative) sekaligus bisa menjaga budaya (culture). IndiHome sebagai Internetnya Indonesia bisa menjadi partner membuat mainan tradisional mendunia.
Sumber referensi:
1. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Perubahan_budaya
2. https://hellosehat.com/parenting/anak-1-sampai-5-tahun/perkembangan-balita/meningkatkan-kecerdasan-otak-anak/
3. https://biz.kompas.com/read/2021/01/15/170001228/hingga-akhir-2020-panjang-jaringan-fiber-optic-indihome-mencapai-4-kali-keliling
Terima kasih sudah kasih ide membuat konten, siapa tahu mainan tradisional semakin mendunia
ReplyDelete