(Profil atau biografi singkat Dewi “Dedew” Rieka)
Buat para pembaca buku-buku bergenre personal literature atau buku-buku anak, mungkin tidak asing dengan nama Dewi “Dedew” Rieka. Ya, nama penulis yang melekat dengan buku seri Anak Kos Dodol. Buku yang kerap masuk ke rak best seller, bahkan pernah diflimkan itu.
Tapi siapa mengira, jika Dedew, sapaan akrabnya, juga pernah mengalami kekalahan di lomba menulis tingkat nasional. Tapi apakah itu membuatnya berhenti menulis?
Baca juga: Profil IRT sekaligus Pebisnis: Indari Mastuti
Awalnya, Dedew memang suka menulis. Sama halnya dengan penulis pemula lainnya, ia tidak punya informasi bagaimana mengirimkan tulisan, ke mana harus mengirimkan naskah, “Serba blank ya,” tulisnya ketika wawancara lewat chat Whatsapp.
Saat itu, internet belum booming seperti sekarang sehingga untuk berkenalan dengan penulis lain harus berlangsung secara tatap muka. Akhirnya ia bergabung dengan komunitas penulis sehingga mendapatkan banyak ilmu dan informasi di dunia penulisan.
Dari mulai informasi pengiriman naskah hingga mendapatkan bimbingan dari penulis senior. Perlahan-lahan mulai membukakan pintu menjadi penulis buku. Di tahun 2006, ia berhasil menerbitkan buku pertamanya.
Setelah lebih dari 15 tahun berkarya di dunia penulisan, Dedew sudah menerbitkan sekitar 40 buku solo atau duet, dan lebih dari 25 buku antologi. Tidak hanya menulis buku personal literature dan anak, tapi juga buku remaja hingga buku profesi.
Belum puas menjadi penulis buku, ia juga aktif sebagai blogger, menjadi juri lomba menulis, hingga memilki kelas menulis online bernama Ruang Aksara.
Meski kerap menjadi juri lomba, namun ketika mengikuti lomba penulisan tidak lantas membuat Dedew selalu menang. Ia mengaku pernah kalah di salah satu lomba menulis tingkat nasional.
Tapi setidaknya karena mengikuti lomba tersebut, meski akhirnya tidak menjadi pemenang, tapi sudah membuatnya memiliki sebuah naskah yang sudah selesai. Ah, itu caranya ia selalu berpikir positif.
Di mata Dedew, bisa jadi naskah yang baginya sudah menarik tapi kalah lomba tersebut, mungkin tidak “berjodoh” dengan lomba tersebut. Bisa saja, naskah tersebut akan menemukan “jodohnya” di penerbit mayor.
Dari pemikiran tersebut, Dedew lantas melakukan self editing lagi agar hasil naskahnya semakin memikat. Kemudian ia mengirimkan naskah tersebut ke penerbit mayor, dan hasilnya ... berhasil diterbitkan! Naskahnya pun berhasil bertemu dengan “jodohnya”.
Jadi, bagi yang naskahnya kalah lomba atau belum dilirik oleh penerbit, terus melakukan self editing dan mencari peluang di tempat lain. Siapa tahu berjodoh, ya kan?
Apalagi, dunia penulisan memang terus berkembang. Dedew yang dulunya menjadi penulis buku, terus menambah kemampuan menulisnya dengan menjadi blogger, menulis di platform, hingga mentor menulis.
“Penulis harus beradaptasi dan mau belajar hal baru. Misalnya tadinya kita eksis nulis novel cetak, sekarang zaman platform ya kita bisa coba terjun juga. Tadinya promo tulisan di Facebook, kita bisa belajar bikin konten di Tiktok. Memang tidak mudah ya belajar hal baru, tapi ini bisa jadi tantangan buat kita biar tetap up to date dengan perkembangan dunia penulisan saat ini,” pungkasnya.
Siap melakukan tips menulis dari Dewi “Dedew” Rieka?
Buat para pembaca buku-buku bergenre personal literature atau buku-buku anak, mungkin tidak asing dengan nama Dewi “Dedew” Rieka. Ya, nama penulis yang melekat dengan buku seri Anak Kos Dodol. Buku yang kerap masuk ke rak best seller, bahkan pernah diflimkan itu.
Tapi siapa mengira, jika Dedew, sapaan akrabnya, juga pernah mengalami kekalahan di lomba menulis tingkat nasional. Tapi apakah itu membuatnya berhenti menulis?
Baca juga: Profil IRT sekaligus Pebisnis: Indari Mastuti
Awalnya, Dedew memang suka menulis. Sama halnya dengan penulis pemula lainnya, ia tidak punya informasi bagaimana mengirimkan tulisan, ke mana harus mengirimkan naskah, “Serba blank ya,” tulisnya ketika wawancara lewat chat Whatsapp.
Saat itu, internet belum booming seperti sekarang sehingga untuk berkenalan dengan penulis lain harus berlangsung secara tatap muka. Akhirnya ia bergabung dengan komunitas penulis sehingga mendapatkan banyak ilmu dan informasi di dunia penulisan.
Dari mulai informasi pengiriman naskah hingga mendapatkan bimbingan dari penulis senior. Perlahan-lahan mulai membukakan pintu menjadi penulis buku. Di tahun 2006, ia berhasil menerbitkan buku pertamanya.
Setelah lebih dari 15 tahun berkarya di dunia penulisan, Dedew sudah menerbitkan sekitar 40 buku solo atau duet, dan lebih dari 25 buku antologi. Tidak hanya menulis buku personal literature dan anak, tapi juga buku remaja hingga buku profesi.
Belum puas menjadi penulis buku, ia juga aktif sebagai blogger, menjadi juri lomba menulis, hingga memilki kelas menulis online bernama Ruang Aksara.
Meski kerap menjadi juri lomba, namun ketika mengikuti lomba penulisan tidak lantas membuat Dedew selalu menang. Ia mengaku pernah kalah di salah satu lomba menulis tingkat nasional.
Tapi setidaknya karena mengikuti lomba tersebut, meski akhirnya tidak menjadi pemenang, tapi sudah membuatnya memiliki sebuah naskah yang sudah selesai. Ah, itu caranya ia selalu berpikir positif.
Di mata Dedew, bisa jadi naskah yang baginya sudah menarik tapi kalah lomba tersebut, mungkin tidak “berjodoh” dengan lomba tersebut. Bisa saja, naskah tersebut akan menemukan “jodohnya” di penerbit mayor.
Dari pemikiran tersebut, Dedew lantas melakukan self editing lagi agar hasil naskahnya semakin memikat. Kemudian ia mengirimkan naskah tersebut ke penerbit mayor, dan hasilnya ... berhasil diterbitkan! Naskahnya pun berhasil bertemu dengan “jodohnya”.
Jadi, bagi yang naskahnya kalah lomba atau belum dilirik oleh penerbit, terus melakukan self editing dan mencari peluang di tempat lain. Siapa tahu berjodoh, ya kan?
Apalagi, dunia penulisan memang terus berkembang. Dedew yang dulunya menjadi penulis buku, terus menambah kemampuan menulisnya dengan menjadi blogger, menulis di platform, hingga mentor menulis.
“Penulis harus beradaptasi dan mau belajar hal baru. Misalnya tadinya kita eksis nulis novel cetak, sekarang zaman platform ya kita bisa coba terjun juga. Tadinya promo tulisan di Facebook, kita bisa belajar bikin konten di Tiktok. Memang tidak mudah ya belajar hal baru, tapi ini bisa jadi tantangan buat kita biar tetap up to date dengan perkembangan dunia penulisan saat ini,” pungkasnya.
Siap melakukan tips menulis dari Dewi “Dedew” Rieka?
Foto: Dewi "Dedew" Rieka dengan 2 buku terbarunya. Sudah punya belum?
Makasih ya Wuri sudah menulis profilku, semoga bermanfaat untuk pembaca blogmu yaa...
ReplyDeleteBuku2 anak kos dodol itu buku favoritku ❤️. Inget banget dulu sempet opname, dan supaya ga bosen di RS, minta beliin buku Ama suami, tapi yg lucu2. Salah satunya serial anak kos dodol waktu itu. Bikin ketawa, jadi ga bosan selama di RS 🤣.
ReplyDeleteDan ga nyangka malah jadi kenal Ama mba Dewi dari salah satu grub wa 😁. Mba Dewi memang hebat sih, buku2nya sangat menghibur.