Menjaga Keragaman Pangan Indonesia meski dari Rumah Saja

Pasti sudah pada tahu, kan? Kalau kuliner di Indonesia itu banyaaakkk banget. Bahkan di satu daerah saja biasanya punya lebih dari satu kuliner khas setempat. Kita pun dimanjakan dengan berbagai pilihan menu. Semua makanan matang tersebut berasal dari bahan-bahan yang ada di Indonesia. Pasalnya, jangan sampai pangan lokal tergerus dengan datangnya aneka kuliner dari luar.

Selain itu, juga penting melakukan diversifikasi pangan karena setiap makanan punya komposisi yang berbeda-beda. Misalnya, sayuran bayam terkenal dengan kandungan zat besi yang tinggi, sementara sayuran lainnya juga punya gizi yang berbeda-beda. Jadi, kebutuhan gizi pun tercukupi karena mengonsumsi berbagai macam gizi. Apalagi, diversifikasi pangan adalah kunci ketahanan pangan, lho.

Kalau menurutku, dengan memilih mengonsumsi makanan lokal maka bisa membantu ketahanan pangan Indonesia. Ibaratnya, ketika banyak yang membutuhkan pangan lokal, maka akan diproduksi terus-menerus kan ya? Jadi, bisa menjadi cara menjaga lingkungan hidup dengan berkontribusi lewat memelihara keanekaragaman yang ada di Indonesia. Nah, di tulisan ini, saya mau bagi 5 kuliner lokal yang pernah saya coba:

#1 Rujak cingur dari Surabaya



Mungkin bagi beberapa orang melihat makanan yang satu ini “berbeda”, karena dari cingur sapi. Cingur itu bahasa Jawa yang artinya mulut. Rasanya sih enak lho dan ada sensasi kenyalnya. Selain cingur, juga ada lontong, tahu, tempa, serta sayuran (toge, kangkung, kacang panjang). Bisa juga ditambah buah-buahan seperti timun, bengkoang, mangga muda, nanas dan kedondong. Semua bahan daging, sayuran, dan buah-buahan merupakan salah satu bahan pangan di Indonesia yang tetap harus dilestarikan.


#2 Tahu Gimbal dari Semarang



Ha? Kok namanya ada kata “gimbal” itu apa? Jadi, ternyata yang dimaksud “gimbal” adalah udang kecil yang digoreng tepung sehingga hasilnya mirip kerupuk pipih berisi udang. Terus gimbal-nya dipotong kecil-kecil, kemudian bercampur dengan lontong, tahu, toge, serta bumbu kacang. Udang kecil juga menjadi salah satu produk pangan laut dari Indonesia yang nggak kalah bergizinya.


#3 Sate padang
Ya, tentu saja dari kota Padang, Sumatera Barat ya. Bentuknya sih seperti sate pada umumnya, yaitu ada daging yang ditusuk kemudian dibakar. Tapi yang bikin sate padang berbeda adalah daging dan bumbunya. Sate padang pakai daging sapi, biasanya dipotong kecil-kecil, lalu dikasih saos kacang tapi warnanya kuning agak jingga gitu. Paling cocok dimakan dengan lontong. Nah, lontong ini juga salah satu produk dari bahan beras yang identik dengan makanan pengganti nasi di Indonesia.


#4 Gangan katarap dari Belitung



Waktu ke Belitung, aku tidak bisa move one dari kuliner satu ini. Penampilannya memang serupa dengan gulai ikan, tetapi rasanya tak kalah enaknya. Warna kuahya kuning kuat dari kunyit, potongan ikan ketarap, serta irisan nanas. Pertama kali saya mencicipinya, ada perpaduan rasa asam dan pedas. Rasa rempah-rempah seperti lengkuas, cabe, dan kawan-kawannya sangat kental. Konon, ikan ketarap adalah ikan termahal di Belitung tetapi tidak terlalu amis seperti ikan kebanyakan. Ikan katarap merupakan salah satu pangan yang bergizi dari laut Indonesia, lho.


#5 Nasi lapola dari Ternate
Pas ke Ternate beberapa tahun yang lalu, ada satu kuliner yang masih teringat sampai sekarang, yaitu nasi lapola. Waktu itu, rasanya seperti nasi pada umumnya tapi ada kacangnya, kemudian dibungkus oleh daun hijau. Menurutku, pengalaman berbeda buat lidah nih. Tentu saja, nasi adalah makanan wajib bagi orang Indonesia kan ya


DAN, tentu saja masih banyak lagi macam-macam kuliner di Indonesia. Kalau aku sih, tidak hanya menikmati kulinernya, tapi juga berusaha menceritakan kembali di blog atau di media sosial, biar semakin banyak yang tahu juga seputar keragaman pangan di Indonesia ini. Meski sekarang sedang masa pandemi, nggak bisa jadi alasan untuk stop promosikan pangan Indonesia ya.


LALU, bagaimana membuat pangan di Indonesia semakin populer meski dari rumah saja?

#1 Pilih kuliner daerahmu dan ceritakan makanannya
Bisa dimulai dengan menceritakan kuliner khas dari daerahmu saja. Tentu kamu akan lebih mudah melakukannya karena mudah mendapatkannya kan? Silahkan kamu melihat bagaimana penampilan makanannya, seperti berkuah atau kering, atau warna yang terlihat itu apa, atau disajikan di mangkuk atau piring, hingga bagaimana rasanya. Lebih bagus lagi kalau pakai foto ya.


#2 Ceritakan menu makanan sehari-harimu
Nggak perlu harus keluar rumah kok. Tapi kamu bisa menuliskan menu makanan sehari-hari itu apa? Misalnya, hari ini makan nasi, sayur sop, tempe goreng, dan ikan lele. Itu sudah ada karbohidrat, sayuran, protein nabati dan hewani. Apalagi semuanya berasal dari pangan lokal kan ya? Jadi, melakukan diversifikasi pangan itu nggak harus ribet kok, bisa pilih bahan makanan yang mudah didapatkan di sekitar saja.


#3 Mengajak menanam dari rumah
Apalagi sekarang banyak ajakan menanam tanaman dari rumah, bahkan ada yang nggak harus punya lahan luas kok. Kamu bisa ceritakan pengalaman bagaimana menanam, seperti menanam kangkung, atau pokcoy, atau ikan lele yang terkenal mudah perawatannya ya. Secara tidak langsung menjaga ketersediaan produk pangan lokal, lho.


#4 Di rumah saja juga bisa tanya teman
Kamu lagi di rumah saja dan tidak bisa mencicipi kuliner dari daerah lain? Atau nggak punya pengalaman menanam sayuran di ruman? Kamu bisa tanya ke temanmu yang tinggal di daerah tersebut, atau tanya teman yang menanam sayuran di rumah. Tapi tulis kalau sumbernya dari teman dan bukan pengalaman pribadi ya. Yang penting informasi untuk melakukan diversifikasi dan menjaga kebutuhan pangan itu sudah tersampaikan.


#5 Menjaga lingkungan dari rumah
Selain menceritakan menu sehari-hari, kamu juga bisa menjaga lingkungan sebagai bentuk dukungan menjaga ketahanan pangan, lho. Misalnya, memisahkan sampai organik dan non organik, mengurangi jumlah sampai dengan menggunakan barang kembali (seperti tidak membuang kerdus paket tapi digunakan untuk membuat mainan), hingga bisa juga membuat pupuk sendiri ya.


GIMANA? 
Sebenarnya mudah kok menjaga ketahanan pangan Indonesia, meski hanya dari rumah saja. Dimulai dengan menjaga lingkungan dari rumah, lebih memilih makanan lokal, bisa juga menanam sendiri, hingga minimal mengajak orang lain untuk menjaga ketahanan pangan lewat media sosial. Tahu nggak, melestarikan budaya artinya ikut menjaga lingkungan. Dengan 1 postingan seputar menjaga pangan Indonesia saja, artinya kamu sudah berusaha membuatnya bertahan, meski semakin banyak bahan makanan modern. Mari sebarkan pangan Indonesia meski dari rumah saja yaaa...





Comments

  1. Alhamdulillah aku sudah berpartisipasi dalam hal inj meski masih dg langkah kecil yaitu melakukan dan menyebarluaskan info ttg pemanfaatan pekarangan sbg sumber gizi keluarga.. mudah2an bisa menambah jenis kontribusi lainnya..

    ReplyDelete
  2. Pengeeenn bisa masak beraneka ragam gitu. Cuma sekarang skillnya blm nyampe. Alhasil ngepromosiin dulu deh tahu gimbal tiap ads tamu dr luar Semarang yg berkunjung 😁

    ReplyDelete
  3. Kuliner Indonesia memang beragam dan enak-enak ya, Mbak. Jadi pengen ke Semarang terus beli tahu gimbal Semarang. Aku juga sayur bayam dimasak sayur bening terus ditaburi bawang goreng gitu.

    ReplyDelete
  4. Iya masak dengan bahan pangan lokal itu termasuk melestarikan budaya ya, walaupun aku belum bisa menanam sayuran sendiri hihi

    ReplyDelete
  5. Kecintaan terhadap makanan daerah wajib dijaga nih. Daripada nyobain makanan kekinian yang dari luar negeri, mbokya mengakrabi makanan khas Indonesia gitu ya. Mau nyobain beda-beda sebulan juga ga bakal habis tuh kekayaan pangan Indonesia.

    ReplyDelete
  6. Mantap mbak Wuri. Aku kok ya meski doyan tteobokki sama kimchi, tetap nggak bisa lepas sama Pecel, Sate, Gudangan... dan makanan2 daerah lainnya.

    ReplyDelete
  7. Indonesia.emang juaranya keragaman pangan. Jangankan dari pulau ke pulau beda daerah kaya semarang sama kendal aja udah ada beda rasa lho. Sungguh aku selalu takjub sama kuliner Indonesia makanya kalo traveling ga pernah melewatkan wisata kuliner

    ReplyDelete
  8. Sedap banget mba Wuri.
    Aku kangen mamam tahu gembala di sini nggak ada. Bikin sendiri males hahah
    Makasih tipsnya mba wuri semangat kita lestarikan

    ReplyDelete
  9. Aku lagi demen nyoba2 resep, nih Mbak. Seneng banget kalau berhasil. Terutama bikin makanan khas daerah yang sering bikin kangen macam mie ongklok, tahu gimbal, bakmi jowo, dll.
    Meksipun rasanya belum bisa seperti beli di warung, udah lumayan ngobatin kangen

    ReplyDelete

Post a Comment