Sebenarnya nggak pernah terbayang jadi copywriter. Semua berawal dari suka nulis, terbit buku solo, dan belajar otodidak gimana promosi buku pakai medsos karena nyaris gratis, hehehe. Ternyata ada yang kepo blog dan medsosku lalu ditawarin jadi copywriter. Dan, itulah pertama kali aku mendengar kata COPYWRITER, hihihi. Tentu lewat masa percobaan dulu dan alhamdulillah masih dipercayai sampai sekarang.
Baca juga: Cara Menjadi Copywriter
Iyes, sampai menjelang akhir tahun 2020 ini masih setiap hari ngetik copywriting di netbook, pakai daster #eh, dengan backsound suara ceriwis Anak Lanang, hahaha. Apalagi masuk masa pandemi jadinya banyak di rumah aja. Ternyata, kondisi seperti ini justru datang tawaran kasih pelatihan menulis, tentu secara online. Ini jadi pengalaman seruku, meski hanya mengisi 5 kelas online selama tahun ini. Ternyata asyik yak.
Ada yang lewat grup WA aja, jadinya jempol keriting karena kasih materi segambreng dan balas tanya jawab. Ada juga yang lewat zoom atau google meet, bedanya Anak Lanang ikut nimbrung biar terlihat di kamera netbook dan bibirku yang jontor ngejelasin, hahaha, tapi tetap hepi kok.
EH, malah ngelantur, padahal mau nulis tentang, sebenarnya copywriter itu ngapain aja sih?
Yang jelas dan yang utama adalah, bikin tulisan promosi “halus”
Atau
istilahnya soft selling, jadi bikin tulisan promosi tapi nggak kelihatan iklan
banget. Jadinya, yang baca suka isinya, dan tidak sadar kalau dikasih tahu
seputar pentingnya pakai produk tersebut. Akhirnya, mereka beli deh.
Kalau
aku sih, bikin copywriting buat blog dan media sosial kantor, juga bikin
copywriting buat tim penjualan.
Masih belum terbayang copywriting itu gimana?
Saya
kasih contohnya ya, bair kamu juga bisa membedakan.
Contoh #1 (hard selling):
Ready Boneka "Mengaji"
Ada
mutoral, doa pendek, dll.
Rp
900K
Contoh #2 (soft selling):
Maaak, sudah tahu kalau IDAI, itu tuh, Ikatan Dokter Anak Indonesia, itu masih menyarankan anak-anak tetap di dalam rumah saja dulu selama pandemi?
Soalnya anak-anak tergolong
yang rentan sekaligus bisa menjadi carrier. Tapiii, siapa yang susah minta anak
di dalam rumah aja?
Ngacung yuuukk!
Nah, coba deh Emak bikin
jadwal kegiatan bermain bersama anak. Misalnya, mewarnai bersama (kan ada juga
mewarnai yang buat dewasa), dll.
Terus, ajak anak membantu
tugas rumah tangga biar nggak bosan. Misalnya, mereka bagian potong sayuran,
dll.
Dan, batasi pakai gadget. Tapi
kalau anak saya alhamdulillah sudah stop gadget sejak kenal Boneka Hafidz ini.
Anak bisa bermain dengan Boneka "Mengaji", Emak bebas me time nonton drakor,
wkwkwkw.
TERASA
bedanya?
Yang
contoh 2 itu copywriting, karena kasih edukasi buat target pasar kalau biar
anak aman di masa pandemi dan mau di rumah aja ya bisa pakai produk itu.
Yang kedua tugas copywriter adalah
belajar
Iya
dong, dulu aku sering bikin copywriting berupa tips aja, lalu setelah belajar
ternyata bisa bikin copywriting yang lucu, yang inspiratif, dll. Terus,
ternyata banyak sekali pilihan kata-kata agar nggak pakai kata “beli” biar
benar-benar soft selling.
TENANG, semua butuh proses kok. Awalnya terasa ngiklan banget, awalnya kok nggak menarik, awalnya nggak yakin. Tapi teruslah menulis karena pasti makin ciamik, makin kece, makin bikin kepo sama jualannya.
NAH, Ada pertanyaan soal copywriting? nanti saya coba jawab di artikel selanjutnya #ModusCariIdePosting hihihi.