Meski sekarang lagi break menulis buku, karena sibuk jadi MomCopywriter mengejar Anak Lanang yang sering minta perhatian alias minta bermain bersama, tapi tetap ada yang tanya ke aku, “Gimana caranya bisa nulis buku?” Tentu buku yang diterbitkan ya, bukan buku tabungan, bukan pula buku bergambar, hehehe. Oke, aku coba kasih tahu tahapannya ya:
Baca juga: Tips Menulis Lainnya
SATU. Mau nulis apa?
Iya dong, sebelum menulis ya harus tahu dulu, mau nulis apa? Atau idenya apa?
Contoh mudah cari ide itu:
1. Dari kegiatan sehari-hari => suka masak bisa bikin buku tips masak atau repsep praktis, suka main sama anak bisa bikin buku ide kegiatan bersama anak di rumah, dll.
2. Dari ilmu yang kamu miliki => pernah kuliah akuntansi maka bisa bikin buku akuntansi yang mudah dipahami, dll.
3. Dari pengalaman yang lucu, inspiratif, horor, dll.
Contoh pengalaman lucuku bisa jadi buku Cenat-Cenut Reporter (tahun 2014) ini #BukanPromosi hehehe:
DUA. Breakdown idemu
Sudah ketemu ide?
Pecahkan jadi beberapa sub ide, sebagai panduan nanti kamu bakal menulis apa saja secara lebih detail? Pecahnya juga nggak perlu sampai banting laptop, hehehe.
Contoh:
Idenya itu menulis pengalaman sendiri yang hobi memasak
Maka pecah ide tersebut, dengan lebih detail, bisa seperti gini:
1. Resep masakan dari telur
2. Tips praktis menyiapkan bumbu
3. Tips memasak cepat
4. Tips patat panci tidak cepat gosong
5. Tips tahan godaan nggak sering jajan bair irit dan semangat memasak terus
Baca juga: Tips Menulis Lainnya
SATU. Mau nulis apa?
Iya dong, sebelum menulis ya harus tahu dulu, mau nulis apa? Atau idenya apa?
Contoh mudah cari ide itu:
1. Dari kegiatan sehari-hari => suka masak bisa bikin buku tips masak atau repsep praktis, suka main sama anak bisa bikin buku ide kegiatan bersama anak di rumah, dll.
2. Dari ilmu yang kamu miliki => pernah kuliah akuntansi maka bisa bikin buku akuntansi yang mudah dipahami, dll.
3. Dari pengalaman yang lucu, inspiratif, horor, dll.
Contoh pengalaman lucuku bisa jadi buku Cenat-Cenut Reporter (tahun 2014) ini #BukanPromosi hehehe:
DUA. Breakdown idemu
Sudah ketemu ide?
Pecahkan jadi beberapa sub ide, sebagai panduan nanti kamu bakal menulis apa saja secara lebih detail? Pecahnya juga nggak perlu sampai banting laptop, hehehe.
Contoh:
Idenya itu menulis pengalaman sendiri yang hobi memasak
Maka pecah ide tersebut, dengan lebih detail, bisa seperti gini:
1. Resep masakan dari telur
2. Tips praktis menyiapkan bumbu
3. Tips memasak cepat
4. Tips patat panci tidak cepat gosong
5. Tips tahan godaan nggak sering jajan bair irit dan semangat memasak terus
Nggak urut?
Ya awalnya tidak apa-apa
Jika semua sub-ide sudah terkumpul, baru deh kamu urutkan.
TIGA. Buat timeline dan target
Ini yang sering dilupakan, khususnya yang baru belajar menulis.
Biar naskah bukunya benar-benar terwujud ya harus punya timeline dan target
Contoh:
Target: setiap hari 1 halaman
Timeline:
1-30 Januari : menulis 30 tips mudah memasak
31 Januari: libur menulis
1-7 febuari: Self editing
Dst.
EMPAT. Menulis sekarang juga
Sudah punya timeline dan target?
Ya harus menulis sekarang juga
Jangan tergoda dulu sama drakor yang menanti ditonton
Jangan tergoda dulu sama timeline FB yang kayaknya seru bahas yang viral
Jangan tergoda dulu sama jajanan yang menunggu dimakan di dapur, hehehe
LIMA. Kirim atau posting naskahmu
Jangan malu
Jangan takut
Jangan merasa horor duluan
Kalau nggak dikirim atau diposting, terus kapan mereka tahu naskahmu?
Ingat! Pembaca bukan dukun yang tahu isi laptop semua (calon) penulis
Jadi, kirim atau posting ya!
YANG JELAS, semua orang itu pas bisa menulis, asal KONSISTEN MENULIS
Misalnya, cuma bisa 1 paragraf setiap hari?
Ya tidak apa-apa asal konsisten.
Percayalah, awalnya mungkin baru bisa 1 paragraf setiap hari, jika konsisten, nanti lama-lama pasti bisa 1 halaman per hari, hingga nantinya terbiasa 10 halaman per hari.
Lalu menulis itu kayak kebiasaan. Nggak nulis sehari itu kayaknya nggak lihat drakor sehari, ada yang kurang gitu, wkwkwkw.
Ya awalnya tidak apa-apa
Jika semua sub-ide sudah terkumpul, baru deh kamu urutkan.
TIGA. Buat timeline dan target
Ini yang sering dilupakan, khususnya yang baru belajar menulis.
Biar naskah bukunya benar-benar terwujud ya harus punya timeline dan target
Contoh:
Target: setiap hari 1 halaman
Timeline:
1-30 Januari : menulis 30 tips mudah memasak
31 Januari: libur menulis
1-7 febuari: Self editing
Dst.
EMPAT. Menulis sekarang juga
Sudah punya timeline dan target?
Ya harus menulis sekarang juga
Jangan tergoda dulu sama drakor yang menanti ditonton
Jangan tergoda dulu sama timeline FB yang kayaknya seru bahas yang viral
Jangan tergoda dulu sama jajanan yang menunggu dimakan di dapur, hehehe
LIMA. Kirim atau posting naskahmu
Jangan malu
Jangan takut
Jangan merasa horor duluan
Kalau nggak dikirim atau diposting, terus kapan mereka tahu naskahmu?
Ingat! Pembaca bukan dukun yang tahu isi laptop semua (calon) penulis
Jadi, kirim atau posting ya!
YANG JELAS, semua orang itu pas bisa menulis, asal KONSISTEN MENULIS
Misalnya, cuma bisa 1 paragraf setiap hari?
Ya tidak apa-apa asal konsisten.
Percayalah, awalnya mungkin baru bisa 1 paragraf setiap hari, jika konsisten, nanti lama-lama pasti bisa 1 halaman per hari, hingga nantinya terbiasa 10 halaman per hari.
Lalu menulis itu kayak kebiasaan. Nggak nulis sehari itu kayaknya nggak lihat drakor sehari, ada yang kurang gitu, wkwkwkw.
Timeline dan target memang penting ya mbak kalo ga dibuat jadinya kaya aku gini deh. Niat ada ide ada tapi ga jalan2 karena merasa ga ada DL dan target. Makasih tipenya mbak harus mulai bergerak nih supaya idenya ga kadung siang hehehhe
ReplyDeleteTiap kali habis baca tips begini..semangat nulis menggebu..tapiii udahannya sering macet haha... Konsistensi, itu memang salah satu kuncinya ya. Trmksh sharing tips nya Wuri..
ReplyDeletePas banget mbak, ada niatan bikin buku solo tapi bingung harus memulainya gmn 😂😂
ReplyDeleteNah iya asal konsisten nulis sehari 1 paragraf juga pasti akan jadi satu buku ya di bilangan 2 atau 3 bulan. Kece nih idenya, Wuri... Trus aku eksekusi kapan yaaa, baru kenalan dengan drakor akutu
ReplyDeleteBoleh menambahkan tips lain?
ReplyDeleteKalau aku, even Sms atau chat WA, wajib tetap Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Akhirnya jadi terbiasa menulis tanpa typo
Makasih, Mbak Wuri...
ReplyDeleteAku baru punya buku 1 dan sebenernya kecewa sama itu. Hiks. Jadi agak mlempem.gitu... harus menyemangati diri sendiri.lagi ini.
Beneran timeline itu penting banget
Ya Allah jadi kangen bikin buku lagi Mba Wuri diriku. Alhamdulillah dapet ilmu lagi cara menulis buku, lumayan tertidur tahunan nih aku karena fokus ke blog
ReplyDelete