Belajar Menulis Artikel atau Cerita bagi Pemula


Sebenarnya, beberapa kali ada yang japri dan tanya, “Gimana cara menulis dari “nol”?” Nah, dari pada jariku keriting jawabin satu per satu, dan jawabannya juga hampir sama, jadilah ... aha! Mendadak ada ide buat di blog, nih. Jadi, kalau ada yang tanya lagi, bisa langsung kasih link artikel ini, plus nambah pembaca blog #Maklum #FakirViewer, hiks.

Baca juga tips menulis lainnya DI SINI, ya.

Yang pertama harus kamu yakini adalah, SIAPA SAJA PASTI BISA MENULIS.
Jadi, menulis itu keahlian yang memang harus sering diasah. Semakin kamu sering menulis, pasti perlahan-lahan hasil kualitas tulisan kamu juga semakin kece.
Ibaratnya itu belajar naik sepeda roda 2 bagi anak-anak. Mungkin pada awalnya sering jatuh, tapi karena terus latihan dan latihan, akhirnya bisa gowes sampai ke negeri Cina (eh, ini lebay, deh).

Yang kedua, menulis dari hal yang mudah.
Suka menulis diary?
Nah, buatlah tulisan seperti menulis diary-yang-pakai-gembok-itu hehehe. Menulislah selama isinya positif. Bukan negatif seperti menjelekkan orang lain.
Misalnya, sehari-hari kamu jualan online, terus suka ketemu konsumen dengan berbagai karakter. Itu bisa jadi ide tulisan seperti 7 Karakter Konsumen Online. Isinya ya ceritakan dari pengalaman saja.

Yang ketiga, bisa juga membuat outline dulu.
Ada yang pakai istilah outline, ada juga yang pakai kata kerangka karangan, atau mind mapping, dll. Intinya gambaran kasar nanti mau menulis apa saja.
Contoh outline “7 Karakter Konsumen Online”:
Paragraf 1: cerita kalau kesibukan sekarang jualan online dan suka nemu konsumen macem-macem
Paragraf 2: konsumen yang nanya melulu tapi nggak pernah beli
Paragraf 3: konsumen yang transfer cepat
Paragraf 4: konsumen yang ping, ping, ping berkali-kali pas slow respon
Paragraf 5: konsumen yang tanya terus kok barangnya lama sampai (padahal kan tergantung kurir)
Paragraf 6: konsumen yang curigaan takut dikira penipuan
Paragraf 7: konsumen yang loyal dan minta info kalau ada produk baru
Paragraf 8: konsumen yang nggak tahu ongkir itu apaan, hiks
Paragraf 9: cerita kalau itulah lika-liku pebisnis online

Yang keempat, ada orang yang nggak biasa membuat outline dulu, jadi memutuskan langsung menulis.
Ya nggak apa-apa.
Jadi ketika nemu 1 ide, ya langsung menulis saja. Tulislah apa saja yang ada di pikiran terlebih dahulu. Cuma kalau aku tipe yang harus bikin outline dulu, biar nggak bengong lama di depan laptop sampai laler masuk mulut aja nggak nyadar, eh.

Yang kelima, jangan pernah merasa tulisannya jelek.
Banyak orang yang menulis itu hasil tulisannya pada awalnya kurang menarik. Nggak usah minder dulu, tapi teruslah menulis karena lama-lama pasti, dijamin, percaya deh, kalau makin kece badai.
Bisa juga, tanya-tanya ke teman penulis. Minta pendapat mereka tentang tulisan yang sudah Anda buat dan evaluasi dari hasil masukan teman tersebut.
Kalau ada yang komentar: ih, tulisannya jelek.
Segera tarik napas dalam-dalam, tersenyum kepadanya, lalu jiwit orangnya! #TipsSesat.

Yang keenam, belajar teknis menulis juga.
Antara lain:
- PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia), atau dulu dikenal dengan istilah EYD.
Contoh:
Penulisan yang benar adalah “di rumah” bukan “dirumah”.
- Alur tulisan harus runtun (ini nanti sambil menulis lama-lama terbiasa alurnya runtun), dll
Semua ini bisa belajar sambil terus menulis, kok. Aku juga masih belajar tentang teknis menulis ini, semangaaat!

Yang ketujuh, membaca buku sebagai referensi.
Sebenarnya, kalau kamu membaca buku itu akan mendapatkan beberapa manfaat seperti:
- Akan terbiasa bagaimana menulis dengan alur yang runtun.
- Menambah daftar kosa kata.
- Mendapatkan ide menulis hingga membuat tulisan seperti apa yang lebih menarik lagi.
- Bantu si penulis buku biar royaltinya nambah, ups.

Itu dia 7 tips buat yang ingin menulis dari “nol”. Jadi, bukan cuma pert*mina aja ya yang dari nol, hihihi. Ada yang mau menambahkan?

Buku solo pertamaku, yang mau order bisa colek aku (sisan stok di rumah tinggal sedikit) #NumpangPromosi