Gimana
perasaanmu, ketika sudah punya rencana traveling tapi anak mendadak demam?
Ough! Dilema, ya, antara pengen jalan-jalan tapi kok takut anak malah tambah
sakit. Mirip kayak sudah membayangkan makan steak, sudah sampai lokasi, sudah
antri, giliran tinggal pesan, eh habis, hiks,
rasanya pengen nangis guling-guling tapi malu karena sudah jadi ibu, hehehe.
Nah, aku mau nulis pengalaman anak sakit pas pejalanan nih.
Baca
juga: cerita menjadi Ibu, dari sejak menyiapkan MPASI, menyapih, bermain sama
anak, dll, komplit ada DI SINI.
Yang pertama itu ketika Anak Lanang usia
2 tahun lebih.
Jadi,
Anak Lanang sudah berhasil disapih. Anggap saja kejadiannya di bulan Januari,
ya.
1
Januari = perjalanan naik mobil dari Semarang ke Surabaya (Bapaknya nggak ikut,
cuma aku, Anak Lanang, dan keluarga Kakakku)
2
Januari = ada acara full termasuk berenang cukup lama
3
Januari = pagi ada acara lagi dan siang hari demam sampai malam
Padahal,
4
Januari = aku harus ke Malang (ada urusan yang sifatnya wajib dan bukan
traveling, lho), dan Anak Lanang tentu wajib ikut dalam keadaan demam.
Waktu
ini banyak doa aja semoga aman terkendali, meski untungnya demamnya sekitar 38
derajat dan nggak pernah sampai 39 derajat juga. Padahal keluarga besar lagi
ngumpul dan banyak sepupunya yang biasa bermain bersama, sementara Anak Lanang
lebih sering diam, duduk, tiduran. Mana waktu itu nggak nginep jadi
pulang-pergi Surabaya-Malang.
5
Januari = akhirnya demam Anak Lanang turun lalu alhamdulillah sehat.
Yang kedua itu barusan aja yaitu sekitar
usia 4 tahun.
Anggap
aja kejadiannya awal bulan September lalu, ya. Sebenarnya sudah rencana ke Solo
karena Bapaknya ada liputan dan semalam aja nginepnya. Cuma memutuskan waktu
ke Solo itu juga mendadak.
Biasanya,
kalau mau traveling itu aku mengatur aktivitas Anak Lanang biar nggak
kecapaian. Tapi karena mendadak ya nggak dibatasi. Seminggu sebelum berangkat
ke Solo, Anak Lanang rajin sekolah (pagi selama 3,5 jam dan sore selama 3 jam
juga). Meski dekat rumah karena masih di 1 komplek perumahan, dan Anak Lanang
juga mau setiap disuruh tidur siang biar sorenya bisa sekolah lagi. Tapi ...
1
September: siang hari setelah Anak Lanang pulang sekolah, Bapaknya bilang kalau
besok fix ke Solo. Pas aku mau ajak Anak Lanang tidur siang, eh, kok badannya
panas meski tingkahnya masih seperti biasa. Akhirnya sore hari nggak aku
bolehin sekolah.
2
September: pagi harinya masih panas dan akhirnya jam 10an turun. Oke, deh,
siang hari meluncur ke Solo. Lha kok sudah sampai kamar hotel langsung panas
lagi, sampai sekitar jam 7an malam akhirnya dikasih obat penurun panas karena
sudah nyaris 39 derajat.
Bapaknya
bilang: makan di luar aja, mungkin Anak Lanang juga jadi hepi, tapi aku gendong
terus aja. Oke, deh, dan memang meski demam, Anak Lanang tetap ceriwis dan
kelihatan hepi. Sampai kamar hotel lagi langsung aku suruh tidur dan mulai
turun panasnya sampai besoknya juga stabil. Alhamdulillah.
Tapi pernah juga batal melakukan
perjalanan.
Ini
waktu usia 2,5 tahun dan mau balik dari Surabaya ke Semarang pakai mobil
pribadi bareng keluarga kakakku. Sudah packing rapi dan rencana berangkat habis
makan malam sekitar jam 6an aja.
Jam
4 sore, Anak Lanang bangun dari tidur siang lalu muntah-muntah berkali-kali
sampai malam. Akhirnya, aku putuskan batal dan keluarga Kakakku naik mobil
sendiri, sementara Bapaknya akhirnya yang datang ke Surabaya. Tahu nggak, pas
ketemu Bapaknya, Anak Lanang langsung hepi dan nggak sakit lagi. Alhamdulillah,
tapi ya kalau minta dijemput Bapak itu ngomong aja, Nak, nggak perlu pakai
sakit.
Okeh, tips singkat menghadapi anak demam
sebelum atau selama perjalanan alaku:
1.
Pastikan kalau tidak demam tinggi. Selama ini, alhamdulillah sekitar 38 derajat
dan Anak Lanang nggak lemes banget, masih mau minum banyak dan makan juga,
bolehlah lanjut traveling.
2.
Bawa termometer dan obat penurun panas. Meski cuma staycation ya aku tetap
membawa dua benda itu.
3.
Ibu jaga kesehatan juga. Seperti minum vitamin tambahan, atau makan yang
banyak, eh, hehehe.
4.
Sering minum dan makan. Biasanya aku sediakan roti dan buah buat camilan, sedangkan
minumannya air putih (karena Anak Lanang kurang suka susu dan teh hangat)
5.
Berdoa semoga anak lekas sehat.
Melakukan
perjalanan ketika anak demam itu nggak enak banget, tapi ya siapa tahu anak
hepi jadinya fisiknya ikutan “hepi” terus cepat sembuh. Tapi, ya bukan berarti,
setiap anak demam terus obatnya malah diajak traveling, hehehe. Kalau kamu,
punya pengalaman traveling pas anak (atau ponakan) lagi demam juga nggak?