Postingan ini terinspirasi dari status teman di FB yang tanya, “Anak sudah bisa diajak ke TPQ dekat rumah itu usia berapa, ya?” Ting! Mendadak ada ide menulis buat blog, nih. Sekalian aku mau jawab pertanyaan itu berdasarkan pengalaman pribadi, lewat tulisan ini. Soalnya, kalau jawab di kolom komentar FB kan nggak bisa nambah viewer blog ini #BloggerFakirViewer, hiks.
Baca juga: Celoteh Balita Lucu ala Anak Lanang 2
Anak Lanang itu ikut TPQ sejak usia, sekitar 2,5 tahun. Iyes, meski ngomongnya aja belum banyak, alias lebih sering pakai bahasa-planet-antah-berantah, hahaha. Waktu itu diajak tetangga ikut TPQ, yang anaknya sepantaran sama Anak Lanang. Meski begitu, tetap yang mengenalkan huruf hijaiyah pertama kali usahakan ya orang tuanya.
Tahu nggak, sejak pertama ikut TPQ, Anak Lanang itu butuh beberapa bulan untuk bisa lulus Iqro 1 halaman 1, wkwkwkwk. Pas pertama datang, Anak Lanang nempel terus sama aku karena belum kenal sama guru ngaji dan teman-teman ngaji. Jadi, awalnya aku ikut maju di depan guru ngaji dan di samping Anak Lanang. Anak Lanang juga awalnya lebih banyak diam dan nggak mau ngaji blas. Nggak apa-apa deh, sampai aku hafal isi halaman 1 itu kalau nggak A, ya BA’ lho, qiqiqi. Kalau 3 menitan kalau nggak mau buka mulut ya sudah pulang ajah.
Gitu terus sampai Anak Lanang akhirnya mau mengeluarkan suaranya, tapi aku tetap duduk di sampingnya. Lama-lama, aku cuma anter Anak Lanang maju ke depan guru ngaji, tapi nunggunya sudah di belakang. Lama-lama, Anak Lanang sudah nyaman dan motor baru sampai di parkiran masjid, di langsung lari ke dalam dan aku ditinggal gitu aja, hahaha.
Ketika Anak Lanang sudah merasa nyaman di TPQ, aku bisa me time sejenak, wkwkwkwk. Kadang mengobrol dan kenalan sama ibu-ibu atau budhe-budhe yang nungguin, kadang nyicil nulis di HP, kadang ya baca bukutagihan, eh.
Tapi, aku tidak pernah memaksa Anak Lanang untuk berangkat ngaji. Jadi, kalau dia bilang nggak mau, ya aku nggak antar dan nggak pakai adegan bujuk rayuan gombal. Tapi waktu itu, dia malah lebih sering masuk dari pada bolos, karena kan senang bertemu teman-teman baru *ibu harus semangat nganterin!
Meski begitu, ada juga yang yang bilang jangan ajak anak ke TPQ terlalu dini. Harusnya tugas orang tua aja sampai sekitar 4 atau 5 tahunan. Ya, itu sih terserah masing-masing orang tua ya. Kalau aku sih nggak apa-apa asal tidak pernah memaksa. Jadi, jangan sampai ada mom-war baru nih, antara TPQ dini dengan TPQ kalau anak sudah agak besaran dikit. Dari pada MomWar, mending nanam bunga maWAR #hallah.
Baca juga: Celoteh Balita Lucu ala Anak Lanang 2
Buku iqro 1 Anak Lanang yang belum lulus tapi sudah lecek abis, hehehe.
Anak Lanang itu ikut TPQ sejak usia, sekitar 2,5 tahun. Iyes, meski ngomongnya aja belum banyak, alias lebih sering pakai bahasa-planet-antah-berantah, hahaha. Waktu itu diajak tetangga ikut TPQ, yang anaknya sepantaran sama Anak Lanang. Meski begitu, tetap yang mengenalkan huruf hijaiyah pertama kali usahakan ya orang tuanya.
Tahu nggak, sejak pertama ikut TPQ, Anak Lanang itu butuh beberapa bulan untuk bisa lulus Iqro 1 halaman 1, wkwkwkwk. Pas pertama datang, Anak Lanang nempel terus sama aku karena belum kenal sama guru ngaji dan teman-teman ngaji. Jadi, awalnya aku ikut maju di depan guru ngaji dan di samping Anak Lanang. Anak Lanang juga awalnya lebih banyak diam dan nggak mau ngaji blas. Nggak apa-apa deh, sampai aku hafal isi halaman 1 itu kalau nggak A, ya BA’ lho, qiqiqi. Kalau 3 menitan kalau nggak mau buka mulut ya sudah pulang ajah.
Gitu terus sampai Anak Lanang akhirnya mau mengeluarkan suaranya, tapi aku tetap duduk di sampingnya. Lama-lama, aku cuma anter Anak Lanang maju ke depan guru ngaji, tapi nunggunya sudah di belakang. Lama-lama, Anak Lanang sudah nyaman dan motor baru sampai di parkiran masjid, di langsung lari ke dalam dan aku ditinggal gitu aja, hahaha.
Ketika Anak Lanang sudah merasa nyaman di TPQ, aku bisa me time sejenak, wkwkwkwk. Kadang mengobrol dan kenalan sama ibu-ibu atau budhe-budhe yang nungguin, kadang nyicil nulis di HP, kadang ya baca buku
Tapi, aku tidak pernah memaksa Anak Lanang untuk berangkat ngaji. Jadi, kalau dia bilang nggak mau, ya aku nggak antar dan nggak pakai adegan bujuk rayuan gombal. Tapi waktu itu, dia malah lebih sering masuk dari pada bolos, karena kan senang bertemu teman-teman baru *ibu harus semangat nganterin!
Meski begitu, ada juga yang yang bilang jangan ajak anak ke TPQ terlalu dini. Harusnya tugas orang tua aja sampai sekitar 4 atau 5 tahunan. Ya, itu sih terserah masing-masing orang tua ya. Kalau aku sih nggak apa-apa asal tidak pernah memaksa. Jadi, jangan sampai ada mom-war baru nih, antara TPQ dini dengan TPQ kalau anak sudah agak besaran dikit. Dari pada MomWar, mending nanam bunga maWAR #hallah.