Nggak terasa, ya, sebentar lagi akan bertemu dengan hari lebaran. Pada senang kan, ya? Senang karena dapat angpau, hingga senep (bahasa Jawa, maksudnya: sedih) karena harus ngasih angpau, eh, senang karena bertemu saudara yang lama tak dijumpai. Tapiii, biasanya di momen lebaran itu selalu ada “pertanyaan horor” yang bikin bete. Nah, sekalian aku mau kasih contekan jawabannya, ya.
Kalau yang butuh aneka tips seputar menjadi ibu bisa KLIK DI SINI, ya.
Yang pertama, “Mana pacarnya?”
Dijawab aja: Nggak punya pacar. Lebaran tahun depan saja langsung bawa suami. Sy*hrini aja cuma hitungan bulan sudah bisa sah sama laki tajir melintir. #Duh, ketahuan ya kalau aku masih suka mengikuti gosip, ups.
Jadi, selow aja kalau belum bawa pacar dan yakin lebaran tahu depan langsung gandeng pasangan (istri/suami), aamiin.
Yang kedua, “Kapan merit?”
Dijawab aja: Sebentar lagi mau desain undangan, tinggal nunggu nama pasangan yang pasti aja.
Iyes, harus pede kalau bakal desain undangan dan merit. Kenapa pakai kata “desain” dan bukan “cetak” undangan? Ya kan hari gini sudah banyak yang pakai undangan online, jadi nggak harus selalu dicetak lah #TipsIritJuga, hehehe.
Yang ketiga, “Kapan punya anak?”
Hhhmmm, ini pernah aku alami sampai sekitar 4 kali lebaran, bikin kesel dan pengen lempar opor ayam ke mulutnya biar dipakai makan aja dan nggak usah ngomong nyakitin gitu *tarik napas panjaaang.
Oke, coba dijawab: “Insya Allah setahun lagi, siapin kado kereta dorong ya, buruan nabung dari sekarang, aku minta yang paling mahal, lho.” *terus melengos ajah.
Yang keempat, “Jangan mau kalah sama Si A itu anaknya banyak.”
Ada juga yang komentar kok gitu? Iyes, hehehe.
Ya dijawab aja: Maklum, di rumah dia kan nggak internet, nggak ada tv, nggak ada hiburan, jadi ya mo ngapain lagi.
Hihihi.
Yang kelima, “Kapan punya anak lagi?”
Boleh juga dijawab: Ntar malam mau bikin, jadi jangan ganggu, ya. *terus ditinggal pergi aja.
Dari pada nanya kapan, mbok ya didoakan lekas punya anak lagi, atau kasih tiket dan voucher kamar hotel biar bisa meluncur honeymoon, sekaligus yang ngomong gitu harus mau mengurus si anak selama ditinggal ortunya bulan madu, yak.
Yang keenam, “Kok anaknya cewek/cowok lagi?”
Gemes, ya, sama pertanyaan ini. Ada tuh temanku, baru lahiran, padahal melahirkan kan lelah fisik dan psikis, eh, malah dikomentarin kayak gitu. Pertanyaan ini biasanya buat yang anaknya cewek-cewek aja atau cowok-cowok aja.
Kayaknya boleh juga dijawab: Berarti baju kakak-kakaknya harus disimpan dulu, nanti dipakai buat bayi ini lagi, ngirit toh?
Ada yang pernah bilang kalau perkataan adalah doa. Jadi, balesin pertanyaan menyebalkan di atas dengan doa-doa yang diinginkan saja atau yang positif. Siapa tahu, ada malaikat lewat dan segera dikabulkan ucapannya.
Nah, selamat berlebaran, selamat mudik, dan selamat bertemu “pertanyaan horor”, tapi lebih horor kalau selepas mudik dan dompet kosong, hahaha #SoalnyaDuitnyaDiRekeningSemua, aamiin, hihihi.
Kalau yang butuh aneka tips seputar menjadi ibu bisa KLIK DI SINI, ya.
Yang pertama, “Mana pacarnya?”
Dijawab aja: Nggak punya pacar. Lebaran tahun depan saja langsung bawa suami. Sy*hrini aja cuma hitungan bulan sudah bisa sah sama laki tajir melintir. #Duh, ketahuan ya kalau aku masih suka mengikuti gosip, ups.
Jadi, selow aja kalau belum bawa pacar dan yakin lebaran tahu depan langsung gandeng pasangan (istri/suami), aamiin.
Yang kedua, “Kapan merit?”
Dijawab aja: Sebentar lagi mau desain undangan, tinggal nunggu nama pasangan yang pasti aja.
Iyes, harus pede kalau bakal desain undangan dan merit. Kenapa pakai kata “desain” dan bukan “cetak” undangan? Ya kan hari gini sudah banyak yang pakai undangan online, jadi nggak harus selalu dicetak lah #TipsIritJuga, hehehe.
Yang ketiga, “Kapan punya anak?”
Hhhmmm, ini pernah aku alami sampai sekitar 4 kali lebaran, bikin kesel dan pengen lempar opor ayam ke mulutnya biar dipakai makan aja dan nggak usah ngomong nyakitin gitu *tarik napas panjaaang.
Oke, coba dijawab: “Insya Allah setahun lagi, siapin kado kereta dorong ya, buruan nabung dari sekarang, aku minta yang paling mahal, lho.” *terus melengos ajah.
Yang keempat, “Jangan mau kalah sama Si A itu anaknya banyak.”
Ada juga yang komentar kok gitu? Iyes, hehehe.
Ya dijawab aja: Maklum, di rumah dia kan nggak internet, nggak ada tv, nggak ada hiburan, jadi ya mo ngapain lagi.
Hihihi.
Yang kelima, “Kapan punya anak lagi?”
Boleh juga dijawab: Ntar malam mau bikin, jadi jangan ganggu, ya. *terus ditinggal pergi aja.
Dari pada nanya kapan, mbok ya didoakan lekas punya anak lagi, atau kasih tiket dan voucher kamar hotel biar bisa meluncur honeymoon, sekaligus yang ngomong gitu harus mau mengurus si anak selama ditinggal ortunya bulan madu, yak.
Yang keenam, “Kok anaknya cewek/cowok lagi?”
Gemes, ya, sama pertanyaan ini. Ada tuh temanku, baru lahiran, padahal melahirkan kan lelah fisik dan psikis, eh, malah dikomentarin kayak gitu. Pertanyaan ini biasanya buat yang anaknya cewek-cewek aja atau cowok-cowok aja.
Kayaknya boleh juga dijawab: Berarti baju kakak-kakaknya harus disimpan dulu, nanti dipakai buat bayi ini lagi, ngirit toh?
Ada yang pernah bilang kalau perkataan adalah doa. Jadi, balesin pertanyaan menyebalkan di atas dengan doa-doa yang diinginkan saja atau yang positif. Siapa tahu, ada malaikat lewat dan segera dikabulkan ucapannya.
Nah, selamat berlebaran, selamat mudik, dan selamat bertemu “pertanyaan horor”, tapi lebih horor kalau selepas mudik dan dompet kosong, hahaha #SoalnyaDuitnyaDiRekeningSemua, aamiin, hihihi.