Hari Sabtu minggu lalu, 5 Mei, aku ikut pelatihan food photography di Pesonna Hotel Semarang dalam acara KEB Intimate Semarang. Sebagai member KEB, komunitas blogger khusus perempuan yaitu Komunitas Emak-emak Blogger, tentu nggak sabar dapai ilmu baru lagi, bonus ketemu pada “suhu” KEB nun jauh di sana yang meluncur ke Semarang, hohoho, ada Makpuh Injul, Mak ketu Mak Sumarti, dan Mak Sari yang langsing hihihi *muach.
Kalau biasanya aku berbagi tips menulis, baik seputar copywriting yang memang pekerjaan utamaku, atau menulis artikel, hingga blogging. Kali ini mau kasih tips yang berbeda, ya. Pada kepo kan apa aja tips membuat food photography?
Baca: Cara Menjadi Copywriter: Kenali Tantangannya Ini Dulu
Sebelum aku bocorin tipsnya, mau cerita sejenak kalau sempat jalan-jalan ke hotel yang mengusung konsep lifestyle dan halal ini. Ternyata, merupakan “anak perusahaan” dari Pegadaian. Namanya diambil dari kata-kata “Pegadaian Selalu Optimalkan Nila-Nilai Aset” sehingga namanya Pesonna Hotel (pakai “double N, ya). Uniknya, tiap kamar juga disediakan perlengkapan sholat bagi kalangan Muslim, seperti sajadah, muken, dan Al-Qur’an. Penampilan kamar dan fasilitas hotelnya seperti ini nih:
Apalagi ada fasilitas kolam renang, cihuy, anak-anak pasti suka. Terus ada meeting room, ballroom, restoran, mushola, hingga sky meeting room yang dijadikan tempat pelatihan kemarin. Di sky meeting room ini punya 2 konsep. Pertama formal yang umumnya dipakai siang hari sehingga kordennya ditutup. Dan bisa semiformal yang biasanya malam hari dengan membuka korden agar terlihat kota Semarang dari lantai 9. Belum lagi, desain interior berisi lokasi-lokasi wisata semarang sekaligus untuk mengangkat pariwisata lokal.
Walau saat itu di luar panas banget, tapi sky meeting room cukup nyaman sehingga semua ilmu food photography mudah terserap, nih. Aku kasih beberapa bocoran tipsnya dari Mas Hinu Indra Wardhana, ya.
Dalam food photography, ada banyak komposisi gambar yaitu sekitar lebih dari 20-an lah. Tapi ia hanya share 1 komposisi aja yang paling mudah bagi pemula. Selain itu, komposisi bisa tergantung selera ketika sudah mengenal komposisi yang lainnya. Yang harus diperhatikan adalah:
Yang pertama, aktifkan “rules of third” di kamera HP kamu. Agar gambar di kamera jadi kayak ada 9 kotak yang sama besar. Posisi obyek paling menarik ada di titik kiri atas di “rules of third” dan hindari si titik kiri bawah. Lebih aman di kanan atas atau kanan bawah.
Yang kedua, pilih fokus ke mana? Misalnya, ada banyak roti tapi mau fokus di 1 roti, maka pengaturannya itu di “Apertur” yang makin kecil makin bisa fokus di 1 titik. Kalau semua makanannya bagus ya ambil keseluruhan dari atas (kalau perlu cari kursi agar kamu bisa melihat di kamera sebelum jepret). Bisa juga pilih sudut pandang antara 30 derajat atau 45 derajat.
Yang ketiga, atur bagian bawah makanan. Bisa pakai telenan kayu tapi dirusak dikit agar ada style vintage atau klasik. Bisa juga, pakai kain serbet tapi ditata tidak rata agar terlihat berantakan tapi “manis". Tambahkan pelengkap seperti sendok di sebelah, jeruk nipis (jika termasuk di bumbu makanan tersebut). Intinya, jangan bersih atau bisa kasih tumpahan kecil agar tidak kosong.
Yang keempat, atur posisi. Biar makanannya terlihat berwarna-warni. Misalnya gado-gado itu ada warna merah dari tomat, ada warna hijau dari sayuran, warna putih dari telur rebus, dll.
Yang kelima, dotn’ts yang diperhatikan. Yaitu:
Jangan nunggu lama. Langsung jepret biar nggak gemeter, karena memegang HP beberapa detik aja kan tangan bisa bergetar dan hasilnya kurang fokus.
Jangan di-zoom jadi harus mendekat.
Jangan pakai flash.
Yang keenam, jepret beberapa kali. Terkadang, foto 1 makanan itu perlu beberapa kali, tapi maksimal 10 kali lah. Nanti pilih yang terbaik.
Selanjutnya, praktek food photography, yeay! Kebetulan di Pesonna Hotel Semarang itu punya paket Buka Puasa dengan tema angkringan hanya 49ribu per pack. Asyiknya peserta bisa mencicipi duluan dari khas kuliner lokal, lho. Acara pun ditutup dengan foto bersama. Terima kasih, seruuu...
Kalau biasanya aku berbagi tips menulis, baik seputar copywriting yang memang pekerjaan utamaku, atau menulis artikel, hingga blogging. Kali ini mau kasih tips yang berbeda, ya. Pada kepo kan apa aja tips membuat food photography?
Baca: Cara Menjadi Copywriter: Kenali Tantangannya Ini Dulu
Sebelum aku bocorin tipsnya, mau cerita sejenak kalau sempat jalan-jalan ke hotel yang mengusung konsep lifestyle dan halal ini. Ternyata, merupakan “anak perusahaan” dari Pegadaian. Namanya diambil dari kata-kata “Pegadaian Selalu Optimalkan Nila-Nilai Aset” sehingga namanya Pesonna Hotel (pakai “double N, ya). Uniknya, tiap kamar juga disediakan perlengkapan sholat bagi kalangan Muslim, seperti sajadah, muken, dan Al-Qur’an. Penampilan kamar dan fasilitas hotelnya seperti ini nih:
Apalagi ada fasilitas kolam renang, cihuy, anak-anak pasti suka. Terus ada meeting room, ballroom, restoran, mushola, hingga sky meeting room yang dijadikan tempat pelatihan kemarin. Di sky meeting room ini punya 2 konsep. Pertama formal yang umumnya dipakai siang hari sehingga kordennya ditutup. Dan bisa semiformal yang biasanya malam hari dengan membuka korden agar terlihat kota Semarang dari lantai 9. Belum lagi, desain interior berisi lokasi-lokasi wisata semarang sekaligus untuk mengangkat pariwisata lokal.
Walau saat itu di luar panas banget, tapi sky meeting room cukup nyaman sehingga semua ilmu food photography mudah terserap, nih. Aku kasih beberapa bocoran tipsnya dari Mas Hinu Indra Wardhana, ya.
Dalam food photography, ada banyak komposisi gambar yaitu sekitar lebih dari 20-an lah. Tapi ia hanya share 1 komposisi aja yang paling mudah bagi pemula. Selain itu, komposisi bisa tergantung selera ketika sudah mengenal komposisi yang lainnya. Yang harus diperhatikan adalah:
Yang pertama, aktifkan “rules of third” di kamera HP kamu. Agar gambar di kamera jadi kayak ada 9 kotak yang sama besar. Posisi obyek paling menarik ada di titik kiri atas di “rules of third” dan hindari si titik kiri bawah. Lebih aman di kanan atas atau kanan bawah.
Yang kedua, pilih fokus ke mana? Misalnya, ada banyak roti tapi mau fokus di 1 roti, maka pengaturannya itu di “Apertur” yang makin kecil makin bisa fokus di 1 titik. Kalau semua makanannya bagus ya ambil keseluruhan dari atas (kalau perlu cari kursi agar kamu bisa melihat di kamera sebelum jepret). Bisa juga pilih sudut pandang antara 30 derajat atau 45 derajat.
Yang ketiga, atur bagian bawah makanan. Bisa pakai telenan kayu tapi dirusak dikit agar ada style vintage atau klasik. Bisa juga, pakai kain serbet tapi ditata tidak rata agar terlihat berantakan tapi “manis". Tambahkan pelengkap seperti sendok di sebelah, jeruk nipis (jika termasuk di bumbu makanan tersebut). Intinya, jangan bersih atau bisa kasih tumpahan kecil agar tidak kosong.
Yang keempat, atur posisi. Biar makanannya terlihat berwarna-warni. Misalnya gado-gado itu ada warna merah dari tomat, ada warna hijau dari sayuran, warna putih dari telur rebus, dll.
Yang kelima, dotn’ts yang diperhatikan. Yaitu:
Jangan nunggu lama. Langsung jepret biar nggak gemeter, karena memegang HP beberapa detik aja kan tangan bisa bergetar dan hasilnya kurang fokus.
Jangan di-zoom jadi harus mendekat.
Jangan pakai flash.
Yang keenam, jepret beberapa kali. Terkadang, foto 1 makanan itu perlu beberapa kali, tapi maksimal 10 kali lah. Nanti pilih yang terbaik.
Selanjutnya, praktek food photography, yeay! Kebetulan di Pesonna Hotel Semarang itu punya paket Buka Puasa dengan tema angkringan hanya 49ribu per pack. Asyiknya peserta bisa mencicipi duluan dari khas kuliner lokal, lho. Acara pun ditutup dengan foto bersama. Terima kasih, seruuu...
Foto milik @ikapuspita1
Senengnya bisa latihan food photography rame rame yaaa...
ReplyDeleteIkutan nyatet tips2nya ya.. TFS, Wuri..
ReplyDeleteJebul enggak asal jeprat jepret ya
ReplyDelete10 kali udah ngalahin selfie aja ya hihihi 🙊
ReplyDeleteNyari angel ini yang agak sulit, kalau angel fotonya jelek jadi gak bagus ya hasil fotonya.
ReplyDeleteTernyata ada trik dan tips food photography pakai smartphone ya mbak. Kadang kalo kelamaan pegang hape terus tangan jadi gemeter itu bener banget mbak, sering ngalamin soalnya aku. HEHE..
ReplyDeleteDengan tekhnik apik fotografi, tampilan makanan jadi terlihat lebih mengin-mengeni 😁
ReplyDeleteTerkesannya enaaak banget rasanya ...
wah asyiknya yang bisa nambah ilmu
ReplyDeletePengen belajar juga nih jadinya, pengen bisa terlihat bagus juga hasil jepretannya. terkadang nggak cuma pengen nyicip kalau udah lihat makanan dengan hasil jepretan bagus, tapi pengen belajar bisa moto gitu juga..he
ReplyDeleteDuh, nyesel banget kemarin ga bisa ikutan acara ini. Makasii mba udah mau berbagi ilmunya..
ReplyDeleteAku nyari2 kotak 9 itu darimana ya, Mbak? Ntar aku ubek2 dulu.
ReplyDeleteDi setting, Ika
Deletehasil jepretannya bikin ngiler hehe
ReplyDeleteWow.... It's so nice ya belajar photo.. jadi mupeng kak
ReplyDeleteAlhamdulillah bisa ikutan juga food photography kemarin, biar makin ketjeh foto2nya ya mbak
ReplyDelete