Haiii, mom copywriter hadir lagi. Tapi kali ini bagi tips menulis yang bukan dunia copywriting. Yaaa, sebenarnya cuma berbagi tips sederhana berdasarkan pengalaman aja. Siapa tahu ada yang khilaf mau membacanya, hihihi. Jadi inget, di awal-awal merintis jadi penulis pernah ikut proyek penulisan kamus pariwisata Indonesia. Kalau nggak percaya, intip postingan lamaku ini ya:
Baca: Buku Ensiklopedia Pariwisata Indonesia
Nah, menurutku untuk artikel wisata minimal ada 4 unsur di bawah ini, deh.
Satu. Tulis apa keunikan tempat tersebut.
Salah satu alasan kenapa traveler mau datang ke tempat tersebut adalah karena di daerah tadi punya hal unik, yang mungkin tidak akan, atau bahkan jarang ditemukan di tempat lain. Jadi, jangan menulis hal unik dari Jakarta itu ada Martabak Manis, karena kalau di Surabaya nggak ada yang namanya Martabak Manis tapi adanya Terang Bulan. Hhhmmm, itu cuma beda nama aja, keles.
Contoh yang benar, nih. Berhubung aku belum pernah menginjakkan kaki di Pulau Kalimantan, kayaknya seru kalau bisa pergi ke Pontianak. Soalnya terkenal sebagai kota yang dilewati oleh garis katulistiwa. Tentu hal unik yang jarang ditemukan di kota lain, kan?
Dua. Tulis kisaran harganya.
Kamu bisa menulis kisaran harga makanan di sana berapa, rata-rata tarif tempat penginapan juga berapa, hingga kalau perlu rentang harga souvenir oleh-oleh lokal. Jangan lupa, tulis kamu datang ke tempat tersebut kapan? Jangan sampai, kamu datang ke kota tersebut pas masih SD tahun 1990-an, terus baru ditulis sekarang, ya harganya sudah beda jauh, dong.
Contoh yang benar, nih. Berhubung aku sudah lama pengen ke Karimun Jawa. Padahal dari tempat tinggalku, Semarang, itu tidak terlalu jauh. Hal itu sebenarnya jadi keuntungan buatku. Setidaknya, biaya yang dikeluarkan tidak sebanyak dengan traveler yang datang dari Bandung, Jakarta, atau Timbuktu, eh.
Tiga. Ceritakan bagaimana akomodasi di sana.
Misalnya, apakah sekarang sudah ada travel yang menawarkan paket wisata, atau apakah angkutan umum di sana sangat mudah sehingga “ramah” buat para backpacker. Terus, apakah sudah punya bandara jadi traveler dari luar pulau bisa lebih cepat sampai, atau masih harus menggunakan kapal laut hingga kapal getek, *siap-siap kerokan.
Contoh yang benar, nih. Dulu, aku pernah nyaris dapat tugas liputan reporter ke Aceh. Tapi bertepatan dengan hari lamaran, hiks. Akhirnya kukubur dulu impian menginjakkan kaki ke Aceh. Apalagi akomodasi masa kini kan bisa naik pesawat. Jadi, semoga aku dan keluarga kecilku bisa liburan di sana.
Empat. Wajib sertakan foto.
Yang namanya artikel tempat wisata itu wajib pakai foto. Lebih bagus sih foto suasana dan gambaran tempat wisatanya, ya, jangan foto-foto kamu selfie di sana dan tempat wisatanya malah nggak keliatan, oalah. Soalnya, traveler kan pengen lihat sejauh apa menariknya di tempat wisata tersebut, bukan sejauh mana penampilan kamu *peace.
Contoh yang benar, nih. Kan aku pengen banget bisa datang ke Tanah Papua, khususnya raja ampat. Gara-garanya lihat berjibun foto-foto yang pada liburan di sana dan terlihat kece abis. Tuh, dari foto bisa jadi naksir, kan?
Pas banget, karena Mara dan Erina tanya: Apa wisata impian di Indonesia? Kalau versiku sih, ya seperti di atas, yaitu: Pontianak, Karimun Jawa, Aceh, dan Raja Ampat. Doakan bisa liburan bareng keluarga kecilku keempat tempat tersebut, yaaa?
Baca: Buku Ensiklopedia Pariwisata Indonesia
Nah, menurutku untuk artikel wisata minimal ada 4 unsur di bawah ini, deh.
Satu. Tulis apa keunikan tempat tersebut.
Salah satu alasan kenapa traveler mau datang ke tempat tersebut adalah karena di daerah tadi punya hal unik, yang mungkin tidak akan, atau bahkan jarang ditemukan di tempat lain. Jadi, jangan menulis hal unik dari Jakarta itu ada Martabak Manis, karena kalau di Surabaya nggak ada yang namanya Martabak Manis tapi adanya Terang Bulan. Hhhmmm, itu cuma beda nama aja, keles.
Contoh yang benar, nih. Berhubung aku belum pernah menginjakkan kaki di Pulau Kalimantan, kayaknya seru kalau bisa pergi ke Pontianak. Soalnya terkenal sebagai kota yang dilewati oleh garis katulistiwa. Tentu hal unik yang jarang ditemukan di kota lain, kan?
Dua. Tulis kisaran harganya.
Kamu bisa menulis kisaran harga makanan di sana berapa, rata-rata tarif tempat penginapan juga berapa, hingga kalau perlu rentang harga souvenir oleh-oleh lokal. Jangan lupa, tulis kamu datang ke tempat tersebut kapan? Jangan sampai, kamu datang ke kota tersebut pas masih SD tahun 1990-an, terus baru ditulis sekarang, ya harganya sudah beda jauh, dong.
Contoh yang benar, nih. Berhubung aku sudah lama pengen ke Karimun Jawa. Padahal dari tempat tinggalku, Semarang, itu tidak terlalu jauh. Hal itu sebenarnya jadi keuntungan buatku. Setidaknya, biaya yang dikeluarkan tidak sebanyak dengan traveler yang datang dari Bandung, Jakarta, atau Timbuktu, eh.
Tiga. Ceritakan bagaimana akomodasi di sana.
Misalnya, apakah sekarang sudah ada travel yang menawarkan paket wisata, atau apakah angkutan umum di sana sangat mudah sehingga “ramah” buat para backpacker. Terus, apakah sudah punya bandara jadi traveler dari luar pulau bisa lebih cepat sampai, atau masih harus menggunakan kapal laut hingga kapal getek, *siap-siap kerokan.
Contoh yang benar, nih. Dulu, aku pernah nyaris dapat tugas liputan reporter ke Aceh. Tapi bertepatan dengan hari lamaran, hiks. Akhirnya kukubur dulu impian menginjakkan kaki ke Aceh. Apalagi akomodasi masa kini kan bisa naik pesawat. Jadi, semoga aku dan keluarga kecilku bisa liburan di sana.
Empat. Wajib sertakan foto.
Yang namanya artikel tempat wisata itu wajib pakai foto. Lebih bagus sih foto suasana dan gambaran tempat wisatanya, ya, jangan foto-foto kamu selfie di sana dan tempat wisatanya malah nggak keliatan, oalah. Soalnya, traveler kan pengen lihat sejauh apa menariknya di tempat wisata tersebut, bukan sejauh mana penampilan kamu *peace.
Contoh yang benar, nih. Kan aku pengen banget bisa datang ke Tanah Papua, khususnya raja ampat. Gara-garanya lihat berjibun foto-foto yang pada liburan di sana dan terlihat kece abis. Tuh, dari foto bisa jadi naksir, kan?
Pas banget, karena Mara dan Erina tanya: Apa wisata impian di Indonesia? Kalau versiku sih, ya seperti di atas, yaitu: Pontianak, Karimun Jawa, Aceh, dan Raja Ampat. Doakan bisa liburan bareng keluarga kecilku keempat tempat tersebut, yaaa?
Karena pembaca juga sama suka lebih suka fotonya 😀
ReplyDeleteiyes
DeleteMenulis artikel tentang pariwisata memang harus ada foto yang menarik dan ulasan apa aja yang menarik dari wisata tersebut. Karimun Jawa ya mbak,duh jadi pengen ke sana juga.
ReplyDeleteyuk
DeleteIyes artikel traveling harus informatif kaya gitu biar mengajak orang berkunjung
ReplyDeleteiyap, itu tantangannya
Deletepernah baca artikel jalan2, tapi isinya tulisan semua, baku banget dan tanpa foto.. duuuh sayang... bacanya jd berasa ga dapet feel nya ;p.. boro2 jd kepengin kesana , bisa baca sampe artikelny abis aja udh lumayan..
ReplyDeleteNaah..tips keren ini!! Izin nyatet yaa... Trims sdh berbagi tips keren ini, Wuri :)
ReplyDeleteHohoho.. Bagus nih sebagai reminder kalau lagi nulis ttg jalan2 ya. Terimakasih tipsnya😊
ReplyDeleteKalo aku pribadi lebih suka menceritakan moment yang aku temukan dalam perjalanan,biar kontent nya lebih seru aja.. kalo untuk kaya seputar tiket masuk,rute kesana,penginapan dll itu cuma bonus. Yang penting buat saya pribadai pembaca bisa ikut menikmatinya. Hihi versi saya
ReplyDeleteWah ilmu baru ki, noted mba wur :)
ReplyDelete4 unsur diatas bener banget.
ReplyDeleteSependapat.