Bisnis Rumahan yang Ingin Aku Punya

Sekarang, ibu rumah tangga banyak yang eksis berbisnis, ya. Soalnya, bisa dapat uang tanpa harus sering ke luar rumah. Lumayan, duitnya bisa buat beli gamis baru, berlian, rumah, aamiin *doa khusyuk. Apalagi, dua blogger Gandjel Rel, Bunsal dan Mbak Wahyu, tanya: bisnis rumah yang ingin kamu lakukan? Sempat blank dulu, sih mau jawab apa. Baeklah, aku coba sharing, eh, curhat tepatnya.


Sejak gadis, #hallah, aku bermimpi punya bisnis sendiri. Soalnya, kayaknya, sekali lagi kayaknya lho ya, waktunya lebih fleksibal, daripada aku yang pernah merasakan bekerja sebagai reporter-tanpa-ada-jam-kerja-pasti. Kadang berangkat dini hari bareng tukang sayur kulakan, kadang sebulan nggak pulang gegara kelamaan liputan di luar kota, eh, pas pulang udah ditagih bayar sama ibu kos, duh

Impian berbisnis mulai sedikit terwujud setelah menikah. Catet, masih “mulai sedikit terwujud” lho ya. Soalnya, aku resign dan pindah ke Semarang ikut suami. Sambil nunggu panggilan lamaran kerja dan di rumah cuma luluran-maskeran-gaple’an, ups. Berhubung pas masih gadis pernah ikut training kreasi flanel, maka cobalah jualan flanel dari jahitan sendiri, walo sepiiii order, hiks. Ini nih, salah satu hasil karyaku.


Terus, kenal Mak Dedew di komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis (IIDN) Semarang, yang ternyata jualan buku. Ah, sebagai pecinta buku, maka mengikuti jejak tuh Emak. Ngerasain hunting buku pas bazar, terus dijual di FB. Buku yang udah dibaca dan kayaknya banyak peminatnya, juga ikut dijual jadi buku second. Malah lebih laris yang second, oalah.

Tapi, berhubung pak suami yang kebagian mengirim barang ke kantor kurir, dan dia sudah rempong sama pekerjaannya, mulai ngomong: Sudah, nulis aja, nggak usah jualan buku. Yah, sebagai istri-yang-baik-dan-takut-uang-belanja-disunat, pelitnya, hihihi, jadi nurut aja, deh. Dadah dulu sama dunia jualan.

Sebenarnya, pak suami bilang gitu juga karena ada alasan lain. Ya mungkin lihat aku sudah menerbitkan buku, bekerja copywriter di Indscript Creative yang kerjanya online jadi bisa dikerjakan di rumah, mulai mengelola blog serius juga. Baeklah, itu semacam “jawaban dari Allah” kalau kayaknya aku lebih cocok jadi permaisuri, eh, jadi penulis daripada pedagang.

Tapiii, jeng jeng jeng #NiruUpinIpin, ternyata nulis itu bisa jadi modal berbisnis, lho. Soalnya, pekerjaanku selain jadi copywriter juga reporter media online Indscript Creative. Tiap hari wawancara emak-emak pebisnis yang banyak juga berbisnis dunia penulisan. Ada yang terima jasa kelola media sosial bisnis, ghost writer, blogger profesional, dan masih banyak lagi. Yang jelas, bukan penulis duit, itu sih tugasnya akunting!

Aha! Jadi pengen deh, suatu saat punya bisnis penulisan sendiri. Tapi, kayaknya aku mau fokus di copywriting dan penulisan nonfiksi. Soalnya, berdasarkan pengalaman aja, ternyata naskah novelku (fiksi, ya) belum pernah dapet ACC dari penerbit, huhuhu. Terus, kayaknya asyik juga kelak buka jaringan penulis sendiri. Jadi, kalo ada pekerjaan menulis bisa dilakukan juga oleh penulis lain. 

Pengen juga, nantinya buka training menulis online. Tapi sementara belum mau dulu. Soalnya masih rempong sama Anak Lanang. Pernah sih, satu kali dapat kesempatan isi training online dari kantor, cuma waktunya terbatas banget dan rasanya kurang “greng” pas kasih materi dan praktek. Jadi, harus belajar lagi gimana jadi trainer menulis, khususnya online, plus siapin pijet jempol yang keriting karena training lewat aplikasi chatting, hehehe.

Gitu deh, rencana bisnis dari rumah yang ingin aku jalani. Sekarang, masih mau fokus bekerja, belajar, dan cari pengalaman di Indscript jadi copywriter dahulu. Soal kapan tuh bisnis bisa mulai jalan, kayaknya nunggu anak udah sekolah aja, deh, hohoho. Aamiin kan dong? Makasih *muach.