Yuhui … ada yang suka kangen masa-masa pas kecil nggak sih? Kebetulan, duo blogger Gandjel Rel, yaitu Mbak Nia dan Mbak Anjar lagi ngasih ide menulis blog, nih. Temanya: Kenangan Masa Kecil yang Paling Membekas di Ingatan. Tapi, masa kecilku itu seperti puteri raja yang tertukar, hihihi, iya, rumah gak kayak istana, baju gak pernah menjuntai kek puteri, tapi tetepi hepi dong, jadi, susah deh kalo ditanya “yang paling membekas”. Makanya, aku kasih 6 hal aja ya yang dikangenin pas kecil, dari milyaran kenangan byutiful saat masih unyu.
Mainan Bongkar Pasar
Hayo … sapa yang pas kecil hobi maen bongkar pasang? Atau, di daerah kamu namanya apa? Serasa punya barbie-murah, ups, yang sama-sama bisa diganti baju sesukanya, bisa dibuat maenan orang-orangan, cuma nggak bisa sisir rambutnya, hehehe.
Nulis Biodata di Buku Khusus
Hari gini, kayaknya sudah tidak ada anak kecil yang melakukan hal itu deh. Jadi pas aku SD, setiap anak hampir punya buku yang isinya khusus biodata teman-teman. Mulai nama lengkap, nama panggilan/nama beken, TTL, hobi, nama SD, nama-nama sahabat, motto hidup, hingga nama tikus yang nongkrong di rumah, eh, yang terakhir enggak kok.
Main Bekel
Main bekel ya, bukan bawa bekel. Duh, gimana ya cara jelasin ngomongnya yang berbeda? Yang bingung, googling aja “mainan bekel” nanti tahu penampilannya. Tiap jam istirahat, di SD-ku dulu berjajar siswi berkelompok yang maenan bekel. Dulu, aku jago, lho, eee … kayaknya sih, hihihi. Andai ada olimpiade bekel, pasti aku bisa meraih piagam emas karatan, hehe.
Pake Kutang Aja
Duh, malu deh mo nulis ini. Citraku sebagai emak yang sosialita elegan bisa hancur, gegara ternyata masa kecilnya hobi pake kutang aja. Iyes, aku dulu pas kecil pas siang hari suka banget hanya pake kaos dalam dan celana dalam, hihihi. Surabaya panas pol! AC pas itu adalah barang mihil.
Naik Becak pas TK
Pas TK, aku punya tukang antar jemput dengan becak. Abang becaknya biasanya mangkal di depan gang rumah masa kecilku. Pas nulis ini, rasanya pengen pulang kampung, lalu menuju ke rumah masa kecil, dan bertanya ke abang becak:
* Gimana kabar?
* Cucunya berapa?
* Becaknya masuk museum belum? Eh.
Ganti Channel TV Demi Magrib Tercepat
Ini nih, salah satu momen yang tak terlupakan ketika puasa. Pas banget, bentar lagi kan bulan puasa mo datang. Jadi, aku punya Kakak kandung cowok, bedanya 3 taon. Pas itu di Surabaya, hanya ada TVRI dan SCTV. Oalah, ketahuan jadulnya. Berhubung lagi belajar puasa magrib, pasti menunggu adzan adalah momen berharga. Makanya, aku dan kakak gemar mencet tombol tivi, iya, belum ada remote, hiks, biar ganti channel TVRI dan SCTV secara bergantian, demi cari adzan magrib tercepat! Ya … paling-paling ibuku teriak, “Setoooop, tuh TV baru kelar cicilan, nanti rusak kalo gonta-ganti channel!” *sutil melayang.
Oh ya, pengalaman masa kecil juga bisa jadi ide menulis, lho. Pas aku nulis artikel ini, otomatis dapat 6 ide menulis soal masa kecil. Kamu juga bisa melakukan hal yang sama, dengan gali ide menulis cukup mengingat beberapa kenangan masa kecil. Tinggal dikembangkan dengan cerita sedetail mungkin setiap idenya. Terus …
1. Kirim ke majalah yang punya rubrik tulisan pengalaman unik dari pembaca. Kamu tulis cerita satu pengalaman pas kecil, yang mungkin tidak pernah dialami oleh anak kecil kebanyakan.
2. Jadikan buku dengan mengirimkan ke penerbit. Kalo buku, ya lebih baik beberapa pengalaman masa kecil yang mengandung hikmah. Jadi, ada nilai inspiratifnya dalam bukunya.
3. Ikut ke lomba antologi. Beberapa penulis atau penerbit ada yang mencari tulisan pendek seputar banyak hal, salah satunya kisah masa kecil. Caranya, aktif cari info lomba menulis, ya.
Selamat mengenang masa kecil lalu menulis, ya!