Yay… koar-koar fals dari mulutku mengudara lagi. Bersanding dengan suara penyiar Sovi yang empuk itu kok terdengar jomplang yak? hiks. Pada hari Jumat, 17 Mei 2013, pukul 19.00 di Gajah Mada 102,4 FM di program Buka-Buka Buku, aku menguliti buku Cenat-Cenut Reporter. Buku bergenre nonfiksi komedi ini mengumbar kehidupan seorang reporter. Kalau situ lihat di tivi ada reporter yang kayaknya, sekali lagi tampaknya, cerdas, berwawasan luas, kritis, padahal… reporter juga manusia yang otaknya bisa konslet sampai bikin narasumber kapok diwawancara lagi. Ada beberapa pertanyaan seputar buku, juga sepak terjang reporter, hingga dunia penulisan.
Ada sih uniknya buku?
Bahasa ringan sekali. Bisa dibilang percakapan sehari-hari. Pembaca seakan tidak tengah membaca tapi mendengar cerita dari tulisan, sehingga dapat merasakan pilu, sadisnya narasumber, hingga pengalaman pahit yang sebenarnya off the record.
Belum lagi dari segi tokoh yang aneh tapi nongol. Mulai reporter sok tahu padahal salah fatal, atau reporter hobi dagang. Ada pula reporter berotak blank yang bikin bentuk mulut narasumber berubah jadi kribo, tapi dia enggak paham-paham *mengheningkan cipta. Apalagi kalau liputan bareng kameraman yang demen sama narasumber artis bening, hasil gambarnya blur semua! Alhasil Bos Produser marah sampai urat lehernya pada pensiun.
Apa yang ingin disampaikan dari buku?
Sisi lain kehidupan reporter. Agar calon reporter siap mental kalau berhadapan dengan narasumber dengan beragam karakter. Belum tentu kita mendapatkan sambutan hangat dari narasumber lho. Syukur-syukur reporter dapat sepaket makan siang, tapi terkadang malah berhadapan dengan anjing herder sepergalak milik narasumber dahulu di depan rumah *kibas-kibas tulang.
Pun, agar penonton tahu kalau ada beragam kisah menggelitik sebelum menghasilnya tayangan 30 menit di televisi. Entah itu menelan tumbal atau mobil mogok. Dan, ada sedikit ilmu yang terselip soal jurnalistik #eaaa. Beserta tipsenggak penting tapi wajib diketahui. Jadi ingat endorsement berikut:
Bagaimana sih sosok reporter itu?
Ini pertanyaan serius. Yang jelas, selama aku mencicipi bangku reporter, enaknya tuh keliling Indonesia gratis, ketemu banyak orang yang bisa kita “curi” sisi inspiratifnya, sampai dapet jodoh, #eh *pengalaman pribadi. Sebagai reporter, kita wajib pandai basa-basi, pokoknya Bos Produser enggak mau tahu gimana caranya biar narasumber mau diwawancara. Butuh keahlian tersendiri *lebay nih* dalam hal melobi orang asing agar mau terbuka dengan reporter.
Ada tips menulis?
Sebenarnya ini tips dari para pendahulu yang masih memecut diriku biar menulis bukan browsing mulu di depan laptop. Yaitu, menulis saja apa yang ada di kepala, tanpa peduli bagus atau menarik *hallah sama saja* Yang penting konsisten nanti kualitas menulis akan meningkat #SokBijak.
Bagaimana cara mendapatkan bukunya?
Dengan 224 halaman, buku sudah hadir di toko buku kesayangan Anda, seharga Rp37.000,00 saja. Bila ingin bukunya plus cap jempol kaki dariku, hihihi, monggo hubungi akun media soksial milik akyu *kedip-kedip genit. Bukunya komplit. Ada tips menjadi reporter sembari ngekek-ngekek.
Jadi, siap-siap menjadi saksi kehidupan brutal reporter-dkk yak.
Finally, terima kasih buat tim Gajah Mada Fm. Sovi dan Mas Nuno yang nitip pertanyaan pribadi, hihihi *asah golok. Thanks’s juga buat pertanyaan dari paramitra. Semoga makin sukses buat semuanya.
Futu-futu dulu…
Eksis sebelum on air sama Sovi
Foto bareng sama si Suara Empuk Sovi :-)
Ada sih uniknya buku?
Bahasa ringan sekali. Bisa dibilang percakapan sehari-hari. Pembaca seakan tidak tengah membaca tapi mendengar cerita dari tulisan, sehingga dapat merasakan pilu, sadisnya narasumber, hingga pengalaman pahit yang sebenarnya off the record.
Belum lagi dari segi tokoh yang aneh tapi nongol. Mulai reporter sok tahu padahal salah fatal, atau reporter hobi dagang. Ada pula reporter berotak blank yang bikin bentuk mulut narasumber berubah jadi kribo, tapi dia enggak paham-paham *mengheningkan cipta. Apalagi kalau liputan bareng kameraman yang demen sama narasumber artis bening, hasil gambarnya blur semua! Alhasil Bos Produser marah sampai urat lehernya pada pensiun.
Apa yang ingin disampaikan dari buku?
Sisi lain kehidupan reporter. Agar calon reporter siap mental kalau berhadapan dengan narasumber dengan beragam karakter. Belum tentu kita mendapatkan sambutan hangat dari narasumber lho. Syukur-syukur reporter dapat sepaket makan siang, tapi terkadang malah berhadapan dengan anjing herder sepergalak milik narasumber dahulu di depan rumah *kibas-kibas tulang.
Pun, agar penonton tahu kalau ada beragam kisah menggelitik sebelum menghasilnya tayangan 30 menit di televisi. Entah itu menelan tumbal atau mobil mogok. Dan, ada sedikit ilmu yang terselip soal jurnalistik #eaaa. Beserta tips
Bagaimana sih sosok reporter itu?
Ini pertanyaan serius. Yang jelas, selama aku mencicipi bangku reporter, enaknya tuh keliling Indonesia gratis, ketemu banyak orang yang bisa kita “curi” sisi inspiratifnya, sampai dapet jodoh, #eh *pengalaman pribadi. Sebagai reporter, kita wajib pandai basa-basi, pokoknya Bos Produser enggak mau tahu gimana caranya biar narasumber mau diwawancara. Butuh keahlian tersendiri *lebay nih* dalam hal melobi orang asing agar mau terbuka dengan reporter.
Ada tips menulis?
Sebenarnya ini tips dari para pendahulu yang masih memecut diriku biar menulis bukan browsing mulu di depan laptop. Yaitu, menulis saja apa yang ada di kepala, tanpa peduli bagus atau menarik *hallah sama saja* Yang penting konsisten nanti kualitas menulis akan meningkat #SokBijak.
Bagaimana cara mendapatkan bukunya?
Dengan 224 halaman, buku sudah hadir di toko buku kesayangan Anda, seharga Rp37.000,00 saja. Bila ingin bukunya plus cap jempol kaki dariku, hihihi, monggo hubungi akun media soksial milik akyu *kedip-kedip genit. Bukunya komplit. Ada tips menjadi reporter sembari ngekek-ngekek.
Jadi, siap-siap menjadi saksi kehidupan brutal reporter-dkk yak.
Finally, terima kasih buat tim Gajah Mada Fm. Sovi dan Mas Nuno yang nitip pertanyaan pribadi, hihihi *asah golok. Thanks’s juga buat pertanyaan dari paramitra. Semoga makin sukses buat semuanya.
Karena cenat-cenut enggak jelas itu bikin galau, mending cenat-cenut bareng reporter *wink.
Futu-futu dulu…
Foto bareng sama si Suara Empuk Sovi :-)
hihihi Aku malah belum punya jam meja dari Gajah Mada :-) Oh ya, aku wes mantan reporter
ReplyDeleteKalau ada lebihnya bisa dikirim ke aku ya Mba untuk jamnya. He,,,,x9
ReplyDeleteSukses selalu
Salam wisata
Wow, seru ya. Cari bukunya ah :)
ReplyDeleteSukses ya Wuri.
loh, aku enggak punya jam GM kok :-)
ReplyDeleteaamiin yra, sudah ada di tobuk mbak, sukses juga buat mbak injul :-)
ReplyDeletehihihi kalimat yang juga buat aku sendiri :-)
ReplyDeletekereen mba Wuri.. pengen mengikuti jejakmyuuuu
ReplyDeletebrowsing mulu depan laptop? hihihi wuih aku banget ituuh tp bukan laptop ding, PC #PodoWae, habis browsing mampir juga ke socmed, pas liat jam lhaaa kok udah jam segini matiin kompi tulisan belum jadi :))
ReplyDeleteaih... pengen juga mengikuti jejakmu bunda Thifa
ReplyDeletekekekekek kayaknya memang godaan semua orang :-)
ReplyDelete